Lalu, bagaimana upaya penyelesaiannya? Pendekatan dan sosialisasi terhadap keluarga tentunya tidak cukup. Alasan ekonomi seringkali memulangkan secara paksa semua upaya preventif dalam memerangi sindikat perdagangan orang. Berbekal masalah ekonomi, anak-anak dengan mudah dipertaruhkan untuk tujuan yang tidak jelas. Pemerangan sindikat ini juga menjadi sulit jika ada oknum tertentu yang justru terlibat aktif di dalam proses perekrutannya. Apa yang mungkin selama ini bisa dilakukan adalah pemulihan para korban pasca taruma dan pendampingan keluarga pasca kematian si pekerja.
Hemat saya, yang perlu dikejar dalam hal ini adalah para sindikat dan organisasi yang dinaunginya. Sindikat perdagangan orang harus dinaikan statusnya menjadi salah satu tindakan kejahatan luar biasa (extraordinary crime). Oknum yang terlibat di dalamnya harus dijerat pasal berlapis dan bila perlu dihukum mati seperti halnya para kriminal kasus narkoba. Dengan kenaikan status ini, oknum sindikat bisa berkurang dan jera. Poin ini menjadi penting mengingat nyawa manusia tidak sebanding dengan apapun yang diiming-iming para sindikat. Jika para oknum sindikat dengan berani, sadar, tahu, dan mau menjual sesamanya demi uang, martabat seorang manusia justru tidak dihargai lagi.
Hemat saya, pucuk-pucuk sindikat perlu dipangkas. Mereka tidak pernah merasakan sakit karena disiksa, dihujat, dan dibunuh dengan kejam lantaran mengejar uang. Mereka tidak pernah merasakan bagaimana pedih dan sakitnya keluarga ketika mendapati anggota keluarganya dicuri organ tubuhnya dan tak dihargai. Sungguh keji! Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H