Peran Generasi Milenial dalam merangsang lokomotif ekonomi saat ini sangat berpengaruh. Kehadiran Generasi Milenial, dengan kata lain tak hanya menjadi penikmat atau konsumen extra atas laju perkembangan ekonomi. Usaha-usaha kecil yang kemudian pelan-pelan berkembang menjadi ekosistem bisnis dengan omzet ratusan juta rupiah memberi profil menjanjikan di kemudian hari. Lalu, bagaimana sebenarnya peran Generasi Milenial dalam menumbuh-kembangkan ekonomi inklusif saat ini?
Persilangan Teknologi dan Generasi "Kepo"
Generasi Milenial dengan latar perkembangan teknologi dan internet membuka lahan tersendiri bagi tumbuh-kembangnya kreativitas. Generasi Milenial, hemat saya adalah generasi yang doyan "kepo" (rasa ingin tahu yang besar terhadap sesuatu). Hal ini, hemat saya membantu Generasi Milenial mampu mewujudkan mimpi dan mengasah keterampilannya di tengah masyarakat.
Jika kita menoleh ke dunia bisnis saat ini, ada banyak ekosistem bisnis yang digerakkan oleh Generasi Milenial. Munculnya berbagai aplikasi, usaha-usaha kecil, pengusaha-pengusaha muda, dan debutan-debutan baru dari lahan Generasi Milenial sejatinya mampu membantu perkembangan ekonomi saat ini. Rasa kepo yang mengidap jiwa para milenial secara tidak sadar memberi daya dorong yang kuat bagi para milenial untuk mencoba.
Menurut saya, ada hal menarik yang membuat Generasi Milenial mampu bergerak di dunia bisnis saat ini. Hal menarik itu terletak di sekujur dinamika interaksi antara Generasi Milenial dan teknologi. Dengan bantuan perkembangan teknologi dan internet, Generasi Milenial mampu mengembangkan jaringan bisnisnya hingga ke pelosok-pelosok daerah.
Dengan bantuan facebook, instagram, tiktok, youtube, dan jenis platform media sosial lainnya, ide bisnis dan mimpi tumbuh-kembangnya bisnis bisa dikonsumsi oleh seluruh masyarakat. ide-ide tentang bisnis pun berkembang melalui kehadiran teknologi. Internet dengan berbagai ranting koneksinya menghubungkan, memasarkan, dan membantu pelaku usaha untuk mencapai target mimpinya. Inilah fakta konkret hasil persilangan antara teknologi dan Generasi "Kepo" dalam menggerakkan lokomotif ekonomi inklusif saat ini.
Usaha Kecil Menembus Pasar Global
Untuk ide bisnis yang super mikro saat ini uniknya mampu "dijual" di pasar global dengan bantuan teknologi. Internet dengan kata lain membawa konten bisnis dan produknya tidak hanya sampai ke konsumen tertentu, tetapi menyentuh semua kalangan. Dalam artian inilah  gagasan tentang ekonomi inklusif mampu dipahami. Eknomi inklusif tak lain ekonomi tanpa batas, tanpa zonasi. Semuanya dijangkau dan terjangkau.
Komoditas ekspor dan impor saat ini, sebagai contoh datang dari Generasi Milenial. Dengan bantuan teknologi-internet, para kawula muda bergerak secara berlahan dan pasti membuat gebrakan baru di tengah masyarakat. Dengan modal seadanya, para eksportir-eksportir muda hadir dengan membuka peluang bisnis yang ranum di mata dunia.
Produk-produk kreasi Generasi Milenial saat ini tak lagi hanya dikonsumsi oleh "tetangga sekitar" tetapi juga oleh pelaku pasar global. Cemilan-cemilan lokal dengan bermodalkan produk seadanya, saat ini mampu menembus pasar global. Upaya menembus pasar global ini tak lepas dari kehadiran teknologi dan internet saat ini.