Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Elaborasi Heritage of Toba Menuju Wisata Berwawasan Budaya

13 November 2021   13:10 Diperbarui: 13 November 2021   13:12 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana ruang International Conference "Heritage of Toba." Foto: Dok Pribadi Kristianto Naku.

Menurut Hilmar, pasar wisata lebih menyentuh ketika masyarakat setempat dilibatkan dalam proyek promosi wisata. "Desa adalah lumbung kebudayaan," kata Hilmar.

Hilmar juga memberikan penekanan mengenai peran serta Kepala Desa setempat dalam mempromosikan kekayaan budaya. Tugas Kepala Desa adalah memantau, mengedukasi, dan mempromosikan upaya pelestarian kearifan lokal masyarakat setempat.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan justru memberi support dengan memberikan materi-materi edukatif kepada setiap perangkat desa untuk memajukan promosi wisata berbasis budaya.

Kekayaan wisata budaya juga ikut melibatkan menu lain yang mampu menarik wisatawan untuk berkunjung. Menurut Santhi Serad, Praktisi Kuliner Indonesia, kemasan wisata biasanya juga dilirik karena olahan makanannya.

Menu Ikan Arsik khas Batak, misalnya, bija dijadikan sebagai unsur lain dalam meminang minat para pengunjung. Memori seorang wisatawan biasanya melekat lama karena efek sajian kuliner wilayah setempat yang khas dan memikat.

Santhi mengharapkan agar wisata kuliner Batak bisa dielaborasi sesuai dengan prospek pengembangan pariwisata Toba ke depannya. Menurut Santhi, ada beberapa prospek yang diharapkan untuk pengembangan pariwisata Toba terutama dari bilik kuliner.

Pertama, pengembangan promosi kuliner sebaiknya memperhatikan upaya diplomasi kuliner. Dalam hal ini, sajian khas kuliner Batak Toba sebaiknya dimasukkan ke dalam menu saji kedutaan Indonesia Luar Negeri.

Kedua, membuat storytelling terkait ragam bumbu dan makanan khas Batak. Ketiga, menyajikan lebih banyak menu makanan dan minuman lokal di homestay dan hotel. Keempat, mengupayakan kolaborasi chef dan praktisi kuliner dalam mempromosikan masakan lokal Batak di tingkat nasional.

Kelima, membuka destinasi wisata kuliner berbasis pengolahan makanan tradisional. Keenam, membuka lokasi culinary centre sebagai dapur umum bagi wisatawan domestik dan mancanegara untuk belajar memasak, khususnya masakan tradisional Batak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun