Jangkauan Toba sebagai sebuah promosi wisata kelas internasional, sejatinya tak berhenti di keindahan pesona alam semata. Jika digali lebih dalam, kekayaan pesona menu wisata di sekujur Toba sangatlah melimpah.
Hal tersebut nyata dari pengakuan para para ahli budaya, pegiat seni, budaya, dan praktisi terkait pesona Toba dalam sesi International Conference bertajuk "Heritage of Toba: Natural and Cultural Diversity." Mereka melihat Toba jauh ke depan dengan daya eksotisme yang tahan zaman.
Viky Sianipar, musisi asal Batak, misalkan melihat kekayaan pesona pariwisata Toba dari kacamata musik tradisional.
Sebaliknya, Santhi Serad, Praktisi Kuliner Indonesia justru mengolah menu kekayaan wisata Toba dari sisi cita rasa makanan tradisional khas Batak. Semua bentuk kolaborasi ini ada dalam semangat pelestarian "Heritage of Toba".
Pendalaman mengenai kekayaan wisata Toba sebagai sebuah warisan budaya, dikupas dalam sesi International Conference bertajuk "Heritage of Toba: Natural and Cultural Diversity" yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF)
Dalam Sesi II International Conference pada Rabu (13/10/2021), olahan keindahan pariwisata Toba sengaja diobral dan digali secara keseluruhan.
Sesi II Seminar Internasional ini mengulas tema terkait "Kolaborasi Budaya, Masyarakat, dan Pariwisata Toba." Tema ini dikupas oleh lima narasumber, yakni Prof. Uli Kozok, (Ahli Budaya Batak dari Universitas Hawaii), Athan Siahaan (Fashion Designer), Santhi Serad (Praktisi Kuliner Indonesia), Hilmar Farid (Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), dan Viky Sianipar (Musisi).
Elaborasi Wisata Berwawasan Budaya
Kekayaan pesona Toba sebetulnya masih perlu digali lebih dalam. Sejarah terbentuknya Toba, jika ditelisik dari pesona budaya, selalu memberi ruang untuk dielaborasi.
Menurut Prof. Uli Kozok, wisata apapun seharusnya memiliki unsur budaya. Kekayaan budaya, biasanya memberi nilai ekstra pada postur sebuah objek wisata. Dalam hal ini, sebuah objek wisata selalu berkolaborasi dengan adat-istiadat dan budaya masyarakat setempat.