Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Siapa Saudara-saudara Yesus Menurut Markus dan Lukas?

20 September 2021   21:20 Diperbarui: 20 September 2021   21:34 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yesus menjumpai saudara-saudara-Nya. Foto: https://sangsabda.wordpress.com/.

Teks Injil Markus dan Lukas memiliki gaya deskripsi yang berbeda mengenai Yesus dan keluarga-Nya. Dilihat sepintas, Lukas lebih 'halus' dalam menggambarkan kisah hubungan Yesus dan keluarga-Nya.

Dalam Lukas, Yesus tampil sebagai orang memiliki relasi yang luas tanpa mengesampingkan relasi keluarga batih. Sedangkan Markus malah sebaliknya, lebih menampilkan Yesus yang 'sesungguhnya' -- berwatak keras, emosional, dan kadang sangat frontal -- pada zaman itu. 

Model penyajian bahan kedua penginjil ini -- Markus & Lukas -- sangat bertolak belakang. Hal ini nampak dalam ilustrasi kisah Yesus -- ungkapan dan kata-kata yang dikutip dan disajikan oleh kedua penginjil -- bersama keluarga-Nya.

Markus -- "Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?"

Kutipan langsung ini -- dari sudut pandang manusiawi -- adalah sebuah bentuk penolakan dan penghinaan terhadap keluarga Yesus sendiri. Kehadiran kerabat Yesus -- konteks Markus -- kesannya seperti 'mengganggu' karya Yesus. "Lihat Ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau". 

Di sini Yesus hadir seperti sosok yang disorder (mengalami gangguan) sampai orang banyak harus berteriak .."Lihat,,! Jika ditelisik pada perikop sebelumnya Markus 3:20-30 -- Yesus dan Beelzebul -- kita bisa mengatakan bahwa kedatangan keluarga Yesus adalah atas sebuah 'pemberitahuan', yakni Yesus sudah tidak waras atau sedang kerasukan setan.

Dan jika hal ini benar, masa-masa Yesus bersama keluarga-Nya perlu digugat -- karena keluarga selama 30 tahun kehidupan Yesus sama sekali tidak mengenal kepribadian dan karakter Yesus. 

Penjelasan Markus mengenai sikap Yesus lebih diperuncing lagi melalui jawaban Yesus: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku!" Jawaban ini seolah-olah menunjukkan bahwa Ia lebih memprioritaskan orang-orang yang tengah duduk dan mendengarkan Dia saat itu.

Ada kesan bahwa Yesus menunjuk orang-orang yang berada di sekeliling-Nya sebagai gambaran pengesampingan peran keluarga dalam karya dan pewartaan Yesus -- sesuai dengan ciri tulisan Markus sendiri yang berusaha mewartakan Yesus yang adalah Mesias dan Anak Allah. 

"Kesederhanaan" Markus dalam menggambarkan sosok Yesus juga dipengarui oleh minimnya sumber-sumber yang mengisahkan silsilah atau masa kanak-kanak Yesus -- tidak seperti Matius dan Lukas, sehingga Markus seperti kehilangan gambaran tetang watak dan temperamen Yesus. Hal ini yang mempersulit sekaligus membenarkan apa yang dideskripsikan Markus tentang Yesus bersama keluarga-Nya.


Lukas -- "Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin menemui Engkau"

Gaya pemamparan Lukas lebih santun dibandingkan dengan kutipan Markus yang cendrung negatif. Kata-kata khalayak yang dikutip Lukas lebih halus, ...."Ibu-Mu......,ingin menemui Engkau". Kata 'ingin' memberi kesan tidak tergesa-gesa dan seperti ada rasa haus akan perjumpaan dari keluarga -- bukan atas dasar keprihatinan karena Yesus sudah tidak waras lagi. 

Tulisan Lukas rupanya merupakan perbaikan atas kata-kata Markus. Jawaban Yesus atas informasi yang disampaikan juga tidak menunjukkan sikap negatif terhadap keluarga-Nya. Ia tidak mempertanyakan seperti dalam Markus, "Siapa ibu-Ku, siapa saudara-Ku?"

Gambaran tentang Yesus yang santun, halus, tidak emosional sangat dipengarui oleh kekhasan Lukas sendiri dalam tulisannya yang sangat menghormati peran keluarga, khususnya Maria. Lukas tidak ingin menampilkan sosok Maria sebagai ibu yang asing bagi Putranya Yesus Kristus. 

Oleh karena itu, Lukas tidak menampilkan alasan mengapa keluarga Yesus berusaha menemui Dia -- kesan negatif dalam Markus, di mana keluarga mendatangi Yesus karena mereka menganggap Yesus sudah tidak waras atau kerasukan setan.

Apakah Yesus mengesampingkan peran Maria yang menjadi tokoh sentral pelaksana Sabda Allah dan meragukan Maria sehingga dengan mudah mengadopsi mereka yang di sekeliling-Nya sebagai saudara/ibu/pelaku Sabda? Kata-kata Yesus bahwa "Ibu-Ku dan saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan firman Tuhan" tidak menafikan peran Maria.

Kisah kanak-kanak Yesus serta peran serta Maria dalam proses pewahyuan sudah menjadi penjelasan mendalam sekaligus mendasar keterlibatan Maria. Maria adalah pelaku firman, dan Yesus mengetahui peran Ibu-Nya. 

Untuk itu, Yesus tidak lagi memberi penegasan -- dengan menunjuk keluarga-Nya yang berada 'di luar' saat Yesus sedang mengajar -- tentang Maria dan keluarga-Nya, namun Ia lebih merangkul keluarga dalam skala global, yakni siapa saja yang mendengarkan Sabda Allah dan melaksanakannya.     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun