Sejarah perkembangan Gereja, pada dasarnya tidak tumbuh dan berkembang karena prestise atau gosip. Gereja justru tumbuh, bertunas, dan berbuah baik karena aksi tindakan pelayanan dan persatuan di antara anggota komunitas.Â
Menyatu pada pohon Gereja dan berakar pada iman akan Yesus Kristus membuat ranting-ranting Gereja yang telah dibaptis mampu dihinggapi tantangan zaman dan berbuah banyak, justru karena persatuan dan tindakan saling melayani. Inilah yang perlu dipupuk, dijaga, dan dihidupi oleh komunitas Gereja saat ini.
Bagaimana hal ini bisa dilakukan? Hal ini tentunya bisa dimulai dari institusi embrional Gereja, yakni keluarga. Dari keluarga, kebiasaan-kebiasaan baik itu ditanam sebelum menyatu dengan institusi Gereja yang sifatnya mundial.Â
Dari keluarga, rentetan pelajaran kebaikan itu merambah ke lingkungan. Budaya memberi, gotong royong, dan kepekaan adalah aset tak bernominal yang bisa dicairkan kapan saja, asal kita mau melakukannya.
Wejangan Yesus untuk kita dalam rutinitas satu pekan ke depan adalah berani menjadi pelayan dan jauhi gosip. Ketika kita sering melayani sesama dan Tuhan, tak ada kesempatan buat kita untuk gosip.Â
Ketika kita tak mampu menjadi pelayan, kita justru memiliki banyak kesempatan untuk bergosip. Gosip tidak pernah menyatukan komunitas. Yang ada hanya kecurigaan, was-was, kemandegkan dalam berelasi, yang berujung pada perpecahan.
Selamat berhari Minggu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H