Anugerah terbesar yang dimiliki oleh seorang manusia adalah anugerah kehidupan. Manusia merasa berharga justru ketika Tuhan menghendakinya untuk menikmati hidupnya. Sebagai sebuah anugerah terberikan, manusia wajib untuk berterima kasih serta wajib bersyukur. Kerinduan akan hadirnya buah hati dalam sebuah keluarga, misalnya, adalah salah satu gambaran akan indahnya kehidupan. Akan tetapi, di samping kerinduan yang mendalam ini, masih ada orang yang membenci adanya kehidupan.
Bunuh diri, peperangan, mutilasi, serta peristiwa mencekam lainnya adalah sebagian dari litani tentang kedurnya penghargaan terhadap sebuah kehidupan. Kehadiran teknologi, di samping memberi dampak positif kepada manusia, juga mengantar manusia untuk menghalalkan segala cara dalam menempuh keinginannya. Problem praktik bayi tabung, pemandulan, penggunaan spiral, serta segala upaya yang menunda dan pencegahan kehamilan adalah tantangan moral zaman ini. Manusia dalam hal ini tidak lagi menghargai proses biologis-kodrati yang dianugerahkan Tuhan kepada dirinya (Al. Purwa Hadiwardoyo: 1990).
Mungkin secara medis atau untuk tujuan tertentu (mulia), cara-cara yang dilakukan dipandang baik. Akan tetapi dari segi moral, berbagai upaya di atas adalah potret kemunduran nilai-nilai kemanusiaan yang seharusnya dijunjung tinggi, misalnya menghargai proses biologis dalam mendapatkan anak sekaligus mensyukuri rahmat Tuhan itu sendiri (mandul).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H