Dalam rangka menyelami perjuangan dan pergulatan para buruh secara konkret, saya dan beberapa mahasiswa lainnya bekerja sebagai buruh di PT Perindustrian Bapak Djenggot.Â
Selama seminggu, kami hadir, terlibat, dan hidup bersama para buruh. Di sana kami mengalami suka-duka menjadi buruh melalui pengalaman bekerja, mengamati, dan berbagi kisah dengan para buruh yang lain.
Pengalaman tersebut hendak saya refleksikan lebih mendalam dengan menggambarkan situasi pabrik dan dinamika kerja yang ada di sana. Kemudian kami keprihatinan yang kami tangkap dari kehidupan kami bersama para buruh.
PT Perindustrian Bapak Djenggot berlokasi di Jln. Raya Semarang -- Bawen, KM 25, Bergas Kidul, Kec. Bergas, Kab. Semarang Jawa Tengah. Pabrik tersebut memproduksi berbagai jenis anggur, seperti anggur kolesom, anggur putih, dan beras kencur. Jumlah karyawan yang ada di sana adalah 300 orang dengan perincian, ada sekitar 250 orang yang bekerja di pabrik utama yang mencakup bagian teknik, laboratorium, produksi, logistik, legal, personalia, operasional, pembelian, pembukuan, dan keuangan.Â
Sisanya, yakni berjumlah 50 orang bekerja di tempat sortir botol (gudang botol) sebagai mandor, kepala buruh, buruh, dan driver operasional. Para buruh yang bekerja di sana, rata-rata sudah saling mengenal satu sama lain. Bahkan, banyak di antara mereka yang masih berstatus saudara atau malah suami-istri. Oleh sebab itu, suasana persaudaraan di antara para buruh begitu kuat.
PT Perindustrian Bapak Djenggot memproduksi minuman beralkohol. Dinamikanya kami gambarkan sebagai berikut. Para buruh di pabrik pada umumnya diwajibkan untuk mulai bekerja pukul 07:30 di bagian kerja masing-masing. Setelah kurang lebih bekerja 4,5 jam, yakni sampai pukul 12:00, mereka mendapatkan waktu istirahat selama satu jam (12.00-13.00).Â
Kebanyakan di antara mereka memilih untuk pulang ke rumah masing-masing karena jarak rumah tidak teralalu jauh dari pabrik. Para buru akan kembali bekerja usai istirahat pada pukul 13.00.Â
Dari rentang pukul 13.00, para buruh masih harus bekerja 3,5 jam, yaitu dari pukul 13.00 sampai pukul 16:30. Hal yang sedikit berbeda terjadi pada hari Jumat.Â
Pada hari Jumat, para buruh harus mulai bekerja pukul 07:00 dan beristirahat siang pukul 11:30. Waktu istirahat siang diperpanjang menjadi 1,5 jam untuk memberi kesempatan pada mereka yang melakukan ibadah sholat Jumat.Â
Setelah itu, kegiatan berjalan seperti biasa. Setelah para buruh pulang, hanya ada satu bagian yang melakukan lembur, yaitu bagian produksi. Mereka mendapatkan lembur sekitar 2 jam sampai pukul 18:30. Mereka harus menyelesaikan pekerjaan sampai pengepakan minuman-minuman tersebut tertata sempurna.
Ada beberapa kebijakan yang kami lihat di pabrik tersebut. Pertama, demi alasan keamanan, pabrik mempekerjakan lebih dari lima petugas sekuriti. Kedua, setiap lima tahun, pabrik memberikan bonus uang seharga lima gram emas.Â