Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kumpul Soft Skill dengan Live in di Pabrik Anggur Ungaran

8 April 2021   21:32 Diperbarui: 8 April 2021   21:32 1661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, letak perusahaan cukup jauh dari jalan raya dan papan nama perusahaan sangat kecil sehingga tidak banyak orang tahu bahwa tempat itu adalah lokasi pabrik. 

Demikian pula dalam hal distribusi, mobil pengangkut minuman-minuman itu tidak diberi label. Keempat, pabrik menerapkan lima hari kerja dari Senin sampai Jumat. Kelima, banyak kegiatan sosial yang diadakan/dimotori pabrik untuk masyarakat sekitar.

Seminggu bekerja sebagai buruh di Pabrik Anggur, kami merasakan suasana yang tentunya berbeda, secara khusus di bagian pengolahan gula, kebersihan, dan teknik. 

Ada beberapa buruh kadang mengambil minuman yang sudah diolah untuk mengurangi rasa lelah setelah bekerja. Dalam pembicaraan dengan para buruh, tema yang sering muncul berkisar keluarga dan tentunya energi kerja.

Selama di pabrik tersebut, kami bekerja di empat lokasi utama, yakni kebersihan, memasak gula, mengupas buah, dan sortir botol bekas. Selain itu kami diizinkan untuk bekerja di bagian produksi, tetapi hanya untuk waktu khusus lembur. Di bagian kebersihan kami membantu Pak Untung dan Pak Gunadi menyapu area pabrik. 

Pekerjaan rutinnya adalah menyapu, mengambil sampah, dan memilahnya untuk dijual. Di bagian memasak gula, kami bekerja bersama Pak Bambal, Pak Hari, dan Pak Nardi memasak gula merah yang beratnya masing-masing hampir 150 kg. Jika ditotal, sekali masak, dibutuhkan 4500 kg gula merah.

Di bagian pengupasan buah, kami membantu mengupas buah pepaya dan mengangkatnya ke dalam mesin sebelum dicuci. Pekerjaan ini menjadi pekerjaan tambahan setelah membantu di bagian pengolahan gula. Bagian selanjutnya adalah bagian penyortiran botol-botol bekas. Bagi kami, pekerjaan di bagian sortir botol adalah jenis pekerjaan yang paling melelahkan karena kondisi ruangan yang panas, berdebu, dan rawan kecelakan (pecahan botol). Di bagian produksi, kami lembur bersama para buruh (kebanyakan wanita) untuk membantu memasukkan botol ke dalam kardus kemasan dan memberi cap untuk setiap kardus tertentu sebagai tanda bahwa kardus tersebut berbeda dengan kardus isi botol yang lain.

Ada pengalaman suka dan duka selama kami bekerja. Pengalaman sukanya adalah kami diterima dengan baik dan ramah. Para buruh dan pemilik perusahaan sangat welcome. Mereka mengajarkan kami banyak hal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun