Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Konsep Keselamatan di Abad Pertengahan

30 Maret 2021   20:38 Diperbarui: 30 Maret 2021   21:19 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara mengenai konsep keselamatan dari setiap agama memang hal yang tidak mudah untuk dikaji. Masing-masing agama biasanya mempunyai konsep khas. Dalam Gereja Katolik, konsep tentang keselamatan pertama-tama datang dari pihak Allah. Allah selalu memulai dan menjadi inisiator. Pada Abad Pertengahan, beberapa teolog besar dalam Gereja Katolik memperlihatkan gagasannya terkait konsep keselamatan.

Agustinus

Pujangga Gereja terbesar di Gereja Barat adalah Agustinus. Bagi Agustinus, kristologi tetap berpangkal pada soteorologi (proyek keselamatan). Manusia membutuhkan keselamatan karena dosa manusia pertama, yakni Adam. Kristologi atau peran Kristus justru dipahami dalam kerangka soteorologi.

Menurut Agustinus, soteorologi merupakan efek dari dosa Adam. Motivasi inkarnasi Allah, dalam hal ini, tidak pertama-tama karena dosa manusia, tetapi karena cinta Allah. Allah tidak bisa mengingkari diri-Nya sendiri. Cinta Allah itu total, sehingga Ia rela menyerahkan Putra-Nya yang tunggal kepada dunia.

Menurut Agustinus, persatuan dengan Allah adalah upaya merekatkan kembali relasi manusia dan Allah. Relasi ini dibangun kembali agar manusia bisa menang atas maut -- ada rekonsiliasi antara Allah dan manusia. Lalu, bagaimana prosedur keselamatan itu terjadi? Untuk menyelamatkan manusia, Allah membutuhkan perantara, yakni Yesus Kristus. Ada dua alasan mengapa Sang Sabda menjadi manusia.

Ada yang disebut dengan teori pengorbanan, teori substitusi (menggantikan). Kristus menanggung dosa kita dan segala akibatnya, yaitu maut -- bukan kematian fisik belaka, tetapi ketaatan batin Yesus pada kehendak Bapa. Dalam teori substitusi, keselamatan adalah transaksi antara Allah dan Allah demi kepentingan manusia dengan medium kemanusian Yesus. Kedua soa teori deifikasi -- Yesus sebagai teladan manusia agar manusia bisa menjadi ilahi.

Anselmus  

Anselmus lahir dalam kultur feodal -- di mana sistem jarahan serta relasi tuan tanah dan penyewa masih kental. Saat itu, tanah-tanah dikuasai oleh banyak biara, seperti Benediktin. Anselmus adalah seorang Benediktin. Ia mengikuti pemikiran Agustinus dan melanjutkan teori satisfactio (silih ganti). Selain itu, Anselmus juga mau menjawab keberatan orang Yahudi dan Muslim: "Cur Deus Homo?"

Mengapa Allah harus menjadi manusia? Sebuah langkah yang drastis dari pihak Allah untuk manusia. Pertanyaannya "Menagapa harus butuh penebus atau pengorbanan? Bukankah Allah bisa mengampuni saja? Menurut Anselmus, Allah tidak saja mengampuni manusia karena dosa asal merupakan tindakan menyerang kehormatan Allah dan keadilan dengan serius. Dosa merupakan setiap perbuatan gagal memenuhi apa yang menjadi hak Allah -- seperti mencuri sesuatu yang menjadi milik Allah.

Bobot dosa kecil apapun menjadi tak terhingga karena dilawan adalah Allah yang tak terbatas -- menimbulkan utang. Apa itu kehormatan Allah (God's honor)? Kehormatan bukan perasaan pribadi, kebutuhan dan keinginan untuk dihormati. Allah pasti tidak kehilangan kehormatan-Nya. Kehormatan yang dimaksudkan adalah aturan dan struktur -- antara pencipta dan ciptaan. Prestasi Anselmus adalah mengafirmasi Kalsedon (Yesus yang sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia). Persembahan Yesus bersifat sukarela dan tanpa dosa sehingga menjadi persembahan yang memiliki nilai lebih daripada yang dituntut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun