Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Partai Politik dan Persepsi Publik

22 Maret 2021   20:50 Diperbarui: 22 Maret 2021   20:54 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika ikut mengisi lembaran survei atau setidaknya ditanya soal lembaga mana yang paling dipercaya, mungkin saya akan menjawab: "Ya, Presiden!" Sejauh ini, saya mempercayai semua upaya dan rencana Presiden. 

Jika ditanya lebih lanjut, lembaga mana yang kurang dipercaya, saya mungkin akan menjawab: "Partai politik!"

Saya menimang-nimang pertanyaan-pertanyaan terkait kepercayaan pada lembaga tertentu usai membaca salah satu kolom surat kabar nasional Republika. Pada branda nasional Republika, ditulis demikian: "Parpol menjadi institusi yang paling tidak dipercaya anak muda Indonesia" (Republika, 22/3/2021). 

Saya kemudian membaca isi berita. Di sana dikatakan bahwa berdasarkan hasil Survei Indikator Politik Indonesia, TNI menjadi lembaga paling dipercaya oleh anak muda Indonesia saat ini. Selain TNI, lembaga lain yang juga dipercayai anak muda adalah kepresidenan. Tingkat kepercayaan anak muda Indonesia terhadap Presiden adalah 13 persen untuk kategori sangat percaya dan 72 persen untuk kategori cukup percaya.

Pertanyaannya bagaimana dengan Partai Politik? Berdasarkan hasil survei lembaga yang sama, parpol hanya mendapat angka 3 persen untuk kategori sangat percaya, 54 persen cukup percaya, dan 7 persen tidak percaya sama sekali (Republika, 22/3/2021). Alasan ketidakpercyaan, bisa jadi sangat beragam. Akan tetapi, bisa dipastikan bahwa menurunnya tingkat kepercayaan anak muda terhadap partai politik karena atmosfer partai politik tanah air saat ini. 

Di Indonesia, polemik yang menyeret nama politikus dan partai tertentu membuat rasa kepercayaan masayarakat -- khususnya anak muda -- pelan-pelan melandai.

Di lingkup partai politik, panorama kader partai juga ikut membentuk persepsi anak muda mengenai partai politik itu sendiri. Semakin banyak kader partai yang bermasalah -- katakalah masuk dalam jaringan korupsi -- maka secara otomatis, gambaran partai politik yang membesarkan kader tersebut juga ikut berpengaruh. Efek turunan dari perilaku politikus sangat memengaruhi konsep seseorang mengenai partai politik. Jika perilaku kader partai bijak, jujur, anti-korupsi, dan merakyat, secara otomatis skema penilaian masyarakat -- khususnya anak muda -- akan cenderung positif.

Untuk itu, hasil survei Lembaga Indikator Politik Indonesia, hemat saya menjadi pelajaran baik bagi setiap lembaga partai politik untuk selalu mengevaluasi diri. 

Dalam hal ini, partai politik harus mampu membuat transformasi yang signifikan dalam formasi internal lembaga agar kelak menghasilkan kader-kader parpol yang merakyat. Formasi internal sangat penting untuk kemajuan dan perkembangan parpol. Melalui sistem formasi yang baik, parpol mampu mengubah persepsi masyarakat -- khususnya anak muda -- terkait indeks kepercayaan ke depan.

Dalam perjalanan waktu, semua parpol pasti membutuhkan kader-kader baru dalam mempertahankan laju parpol di masa yang akan datang. Target transformatif ini hanya bisa dicapai, jika parpol itu sendiri mampu memberi efek baik bagi generasi muda sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun