Pasti ada hal baru yang akan mengganggu ketenteraman rumah tangga Demokrat. Dan, memang benar. Kongres Luar Biasa (KLB) tak mampu dipasung. Akhirnya Moeldoko hadir sebagai Ketua Umum Demokrat rasa Serdang. Â
Peristiwa ini sejatinya merupakan catatan suram dunia partai politik. Kisruh internal partai hingga mendeklarasikan "partai tandingan" sebagai bentuk protes menjadi tanda rapor merah dinamika halaman belakang partai politik. Pasang-surut situasi partai tak lagi dikehendaki setiap anggota.Â
Jika terjadi demikian, bagaimana dengan aspek loyalitas keanggotaan partai? Bongar-muat ide atau gagasan tertentu dalam rumah tangga partai seharusnya dikelola dan ditata sebaik mungkin.Â
Hal ini, tentunya bukan hanya tugas pokok ketua umum partai dan dewan partai, melainkan semua anggota yang memilih bergabung di dalamnya.
Polemik terbelahnya Demokrat menjadi dua kubu merupakan pelajaran berharga bagi partai politik yang lain.Â
Saat ini, publik mungkin hanya menyaksikan rumah tangga Demokrat digedor dari dalam. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan, partai-partai lain juga mengalami hal yang sama, tetapi belum terendus ke permukaan.Â
Hemat saya, polemik internal yang dialami Partai Demokrat harus menjadi catatan dan pengalaman berharga bagi tata kelola partai politik yang lain. Bangun komunikasi yang baik!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H