Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Cegah Mutasi Jaringan Al-Baghdadi di Ruang Maya

5 Februari 2021   12:32 Diperbarui: 5 Februari 2021   12:55 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terduga teroris ISIS di Makassar dibawa ke Jakarta. Foto: suara.com.

Penangkapan 21 orang terduga teroris di Makassar adalah salah satu bentuk pengejawantahan visi Kapolri baru Listyo Sigit Prabowo. Presisi (Prediksi, Responsibel, Transparansi, Berkeadilan) terkait visi Kapolri baru memperlihatkan keseriusan institusi Polri dalam memerangi aneka macam persoalan di lingkungan masyarakat. Dengan formasi Presisi, terduga teroris langsung diciduk dan diamankan segera.

Tim Densus 88 Antiteror Polri diketahui telah menangkap sejumlah terduga teroris di Makassar. Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Merdisyam menyebutkan bahwa beberapa terduga teroris yang ditangkap adalah simpatisan organisasi terlarang Front Pembela Islam (FPI). Merdisyam menyebut mereka yang ditangkap adalah bagian dari jaringan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi (detikcom, 4/2/2021).

Fakta ini tentunya memperlihatkan citra buruk Indonesia terkait keamanan. Bagaimana mungkin Indonesia diminati dunia jika nyatanya Indonesia menjadi lahan bersembunyi jaringan teroris al-Baghdadi?

Jika benar jaringan al-Baghdadi tumbuh subur dan bersembunyi, hemat saya, sekarang adalah waktu yang tepat bagi Indonesia untuk berbenah. Satu per satu jaringan ini perlu dilumpuhkan -- pelarangan ormas-ormas tertentu adalah fakta gamblang bahwa masalah keamanan di Indonesia menjadi perhatian serius.

Publik sudah mengenal dengan baik bagaimana jaringan teroris pimpinan al-Baghdadi bermanuver di berbagai belahan dunia. Dengan berbekal kampanye digital, jaringan al-Baghdadi mampu memengaruhi isi kepala setiap mangsa dengan doktrin-doktrin menyesatkan.

Bahkan jaringan ini mampu merekrut begitu banyak pengikut dalam waktu yang relatif singkat. Untuk itu, penguatan keamanan cyber,  hemat saya, perlu ditingkatkan agar operasi bidik target kandidat teroris tepat sasar dan cepat.

Jaringan teroris biasanya melakukan kampanye regenerasi pengikut melalui propaganda. Masa pandemi Covid-19, dalam arti tertentu, bisa saja menjadi waktu yang sangat jitu bagaimana jaringan ini memperlebar ekspansi kekuasaan.

Di saat semua orang jenuh, stress, kehilangan pekerjaan, maka situasi-situasi demikian bisa dijadikan peluang bagi kelompok teroris untuk merekrut pengikut. Transformasi ruang gerak hidup bersama yang diinstal ke wilayah daring menjadi kekuatan tersendiri bagi organisasi tertentu untuk mempromosikan gagasan dan doktrin tertentu.

Di ruang maya, pandemi informasi memang tak mudah dibendung. Lihat saja, ketika semua serba daring, banyak masyarakat yang beralih profesi ke virtual job control. Tawaran semakin menjamur, termasuk tawaran-tawaran yang tak berprikemanusiaan dan rawan kebohongan dipajang di etalase ruang virtual.

Jika tak jeli mengevaluasi dan mengkritisi, seseorang bisa ditarik masuk untuk bergabung dan berafiliasi. Ini pasti, karena ciri masyarakat sekarang memang suka baperan dan doyan yang instan.

Mengontrol pandemi propaganda di ruang maya bukanlah hal yang mudah. Perlu ekstra kerja keras -- bukan saja oleh aparat keamanan, tetapi juga oleh semua lapisan masyarakat. Visi prospektif institusi Polri akan berjalan lancar jika publik mau bekerja sama dalam menumpas aksi propaganda jaringan terorisme di ruang maya. Cara ini, hemat saya, mampu menangguhkan berbagai upaya click joining setiap individu.

Saya sendiri pernah mengalami situasi mencurigakan. Suatu ketika, saya pernah mendapat sebuah pesan singkat di kotak masuk messenger. Awalnya, saya tak terlalu menggubris apa isi pesan singkat ini. Selang beberapa hari, pesan dari akun yang sama memperlihatkan notifikasi. 

Saya lupa secara persis nama akun tersebut dan mungkin akun ini sudah saya hapus dan blokir. Dalam pesannya, orang yang tak dikenal ini memperkenalkan dirinya sebagai seorang tentara di wilayah Timur Tengah. Ia mengaku sebagai seorang anggota militer Amerika Serikat. 

Percakapan kami berlangsung dalam bahasa Inggris. Karena mencurigakan, saya sendiri langsung menghapus akun tersebut dan sesegera memblokir.

Pengalaman ini tentu membuat saya perlu ekstra hati-hati dalam berinteraksi di dunia maya. Kadang, kita tak merasa bahwa kita tengah direkrut dan pelan-pelan masuk dalam perangkap kelompok jaringan tertentu dan membahayakan.

Strategi ruang virtual dalam meleberkan sayap jaringan kebanyakan berhasil karena lawan merasa tertipu dan berada dalam kondisi tertentu (stress, lelah, galau, jenuh, tak memiliki pekerjaan, gangguan psikis, dll). Untuk itu, kewaspadaan dalam berkomunikasi dan menerima tamu tak dikenal di ruang maya adalah poin penting yang perlu diendapkan dalam diri masing-masing.

Saat ini, ekspansi jaringan al-Baghdadi tentunya bermanuver dengan menangkap peluang ruang maya. Berbekal propaganda menggiurkan, pasar jaringan ISIS ini dengan mudah merayu calon korban dengan iming-iming tertentu.

Pemberian yang paling sering dipakai dalam transaksi perekrutan ini adalah uang. Seperti seorang yang tergiur dengan informasi merantau, seseorang akan mudah tertipu dan dindoktrinasi untuk bergabung.

Kita tak boleh lengah dengan operasi jaringan al-Baghdadi di Indonesia. Penangkapan belasan terduga teroris di Makassar adalah indikasi kuat bahwa jaringan teroris masih bermanuver dan bersembunyi. Taktik sekarang, tentunya di ruang maya.

Setiap kita, hemat saya, harus menjadi tim Densus 88 untuk mendeteksi dan melapor segera mereka yang dianggap mencurigakan. Kita tak ingin negara ini menjadi lahan subur mutasi virus ISIS besutan al-Baghdadi. Dengan kesigapan dan waspada ekstra, kita tentunya ikut membantu penerapan visi formasi Presisi aparat keamanan di negeri ini.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun