Dengan menggunakan jilbab, seorang diingatkan mengenai identitasnya di tengah sesama. Hal ini justru membuat tingkat kecemburuan atau rasa teralienasi muncul dalam diri setiap peserta didik. Bisa jadi, mereka yang berjilbab membuat blok-blok atau kelompok-kelompok tertentu di lingkungan sekolah.
Kasus yang terjadi di SMKN Padang menjadi sesuatu yang dipertentangkan karena dua alasan. Pertama, siswi non-Muslim "diminta" untuk mengenakan jilbab di sekolah. Hal ini tentunya sangat tidak mungkin. Seorang siswi SMK yang telah menghidupi identitas dan keyakinan bertahun-tahun diminta atau dipaksa menggunakan sesuatu yang berbeda dari lingkungannya demi alasan keseragaman. Kedua, proposal ini diterapkan di sekolah negeri. Pertanyaannya: "Bukankah sekolah negeri adalah wadah pemerintah dimana keberagaman dan kemajemukan adalah sesuatu yang dijunjung tinggi?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H