Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Perselingkuhan dan Edukasi Perkawinan

22 Januari 2021   09:21 Diperbarui: 22 Januari 2021   09:28 1513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam mengarungi bahtera rumah tangga, fenomena suka-duka selalu dijumpai. Simptom-simptom untuk merusak keterhubungan kedua mempelai yang diikat dengan perjanjian, gamblang terlihat di zaman sekarang. Wajah keretakan relasi dalam rumah tangga bisa berupa KDRT, perceraian, perselingkuhan, dll. Pada kesempatan ini, saya akan lebih mendalami problem perselingkuhan dalam Gereja Katolik.  

Alasan Umum

Perselingkuhan terjadi ketika seseorang yang telah menikah melakukan hubungan seks dengan seseorang yang bukan pasangannya. Beberapa faktor penyebab perselingkuhan ini, antara lain: Pertama, ketidakpuasan dalam relasi seksual. Perihal hubungan seksual antara suami dan istri adalah hal yang normal dan menjadi hak keduanya untuk dilaksanakan -- walaupun perlu ditegaskan bahwa hal ini bukan segala-galanya. Meskipun relasi persetubuhan bukan menjadi satu-satunya alasan perselingkuhan, faktor ini pun perlu diperhatikan karena dapat menjadi alasan adanya keretakkan dalam membina kehidupan berumah tangga.

Perbedaan pandangan mengenai seks dan tingkah laku seksual bisa pasangan, biasanya menimbulkan ketegangan relasi yang sudah harmonis. Pandangan yang berbeda ini dapat timbul dari sikap ego salah satu partner atau bahkan karena memang sama sekali tidak tahu perihal jenis kelamin partnernya.

Kedua, perkawinan yang dijalankan karena paksaan orangtua. Dalam banyak kebudayaan, ikatan pernikahan antara pria dan wanita bukan saja merupakan keputusan bebas dari kedua pasangan yang menikah, tetapi lebih merupakan pemenuhan dari tuntutan serta keinginan keluarga atau orangtua dari kedua belah pihak. Kenyataan ini pada gilirannya mengabaikan hakikat cinta perkawinan sebagai suatu keputusan bebas dari pasangan suami-isteri. Maka, tidak jarang dalam perjalanan waktu, keluarga dihadapkan dengan kenyataan merosotnya nilai perkawinan.

Perkawinan sebagai wadah pengekspresian cinta antara pria dan wanita tidak lagi dilihat sebagai instansi suci, melainkan kenyataan yang membebankan kehidupan. Kenyataan perkawinan sebagai beban ini mengantar pasangan untuk ke-luar dari kesatuan perkawinan (perselingkuhan).

Ketiga, memudarnya sikap saling percaya (untrusted) di antara pasangan. Dalam hubungan suami-isteri, ada saat-saat dimana mereka saling mencurigai dan saling cemburu. Kecurigaan dan kecemburuan ini muncul ketika pasangan tidak saling percaya satu sama lain. Mempercayai berarti mengambil resiko untuk dikhianati, dilukai, dan ditolak. Maka, ketika setiap pasangan melarikan diri dari keyataan ini, pada saat yang bersamaan mereka menyangkal kepercayaan yang dibangun dalam sakramen perkawinan.

Keempat, tidak ada keterbukaan (inpure motivation). Menutup diri adalah salah satu bentuk pertahanan diri naluriah, karena merasa tidak aman atau terancam yang disebabkan oleh ketakutan untuk ditolak dan dilukai. Dalam kehidupan perkawinan sering terjadi kasus dimana orang tidak menyelami sifat pasangannya, lantaran tidak berani untuk terbuka dengan keadaan yang ada. Ketidakterbukaan semacam ini justru menjadi dalang dari sikap membentengi diri dari harapan untuk tumbuhnya relasi yang baik.

Kelima, basis ekonomi rumah tangga yang tidak jelas (uncertainly economic income). Faktor ekonomi dalam rumah tangga juga berperan dalam menjamin kesejahteraan dan keutuhan keluarga. Ekonomi rumah tangga (income) yang tetap dan mapan menjadi salah satu penjamin kesejahteraan dan keutuhan keluarga. Sebaliknya, ekonomi rumah tangga yang morat-marit dapat menjadi salah satu penyebab dan peluang perselingkuhan. Walaupun demikian, kehidupan ekonomi yang mapan juga dapat menjadi faktor penyebab perselingkuhan.

Simptom Persoalan Perselingkuhan

Keharmonisan adalah tujuan dari setiap pasangan dalam menjalin suatu hubungan intim dalam pernikahan. Ikatan pernikahan, pada hakekatnya harus didasari rasa cinta yang tulus antara laki-laki dan perempuan sehingga menyatukan keduanya dalam janji suci untuk memenuhi kebutuhan lahir dan batin. Banyak hal dilakukan agar kehidupan rumah tangga bisa tenteram, harmonis, dan langeng. Akan tetapi, akhir-akhir ini permasalahan yang semakin merebak dalam pernikahan dan keluarga adalah perselingkuhan. Perselingkuhan merupakan tindakan pengkhianatan terhadap janji kesetiaan antarpasangan dalam perkawinan dan tidak sedikit yang kemudian berujung pada perceraian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun