Kata gaya juga sepertinya dibuat-buat dan terkesan "show off." Saya memang mengamini bahwa budaya pamer memang baik untuk situasi pandemi sekarang, setidaknya pamer bagaimana bisa hidup sehat. Pertanyaannya jika hidup sehat itu hanya soal pamer, apakah upaya menyeberangkan pola hidup sehat yang dilakukan TNI benar-benar dihidupi anak-anak?
Kata gaya, sesuai pemahaman saya soal ongkos, membuat istilah ini tak terlalu "at home" dan "friendly minded." Dalam hal ini, kata gaya tidak membuat orang kerasan. Toh namanya gaya. Namanya juga trend. Hari ini bisa, besok mungkin hilang. Gaya itu kondisional. Ia tak menempati dan melekat lama. Ia butuh ongkos setidaknya suasana dan waktu, juga materi. Mungkin hanya untuk masa pandemi. Kan sia-sia jadinya belajar hidup sehat.
Sekali lagi, saya terganggu dengan penyematan kata "gaya hidup sehat" pada kolom berita Harian Pos Kupang. Kesannya sekadar menghidangkan tanpa menyantuni pesan. Mungkin lebih baik dipakai kata "budaya." Kata ini kesannya lebih positif dan membangun ketimbang kata gaya. Setidaknya begitu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H