Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Simone Weil: Profesor Prancis yang Mogok Makan Sampai Mati

20 November 2020   16:04 Diperbarui: 20 November 2020   16:13 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ide nakalnya untuk menempatkan dirinya bersama para perawat di lini depan pertempuran terus ditolak oleh de Gaulle. Sebagai bagian dari kerjanya di Kemenrian Dalam Negeri, Weil diminta memberi perhatian pada dasar filosofis bagi Konstitusi Prancis setelah perang. Hal ini mendorongnya menghasilkan tulisan-tulisan seperti On Human Personality, Draft for Statement of Human Obligations, dan sebuah buku yang panjang The Need for Roots. Tulisan-tulisan adalah senjata untuk mengusir Nazi Jerman dari Prancis.

Oleh karena banyak harapan yang tak terpenuhi, Weil merasa sedih dan kondisi fisiknya mulai melemah. Pada bulan April 1943, Deitz menemukannya tergeletak lesu di tempat tinggalnya. Ia dibawa ke Rumah Sakit Middlesex. Dokternya mendiagnosis tubercolosis, tetapi Weil dengan keras kepala menolak perawatan. 

Ia juga menolak makan, karena keprihatinannya akan mereka yang kelaparan di Prancis. Ia merasa sedih atas penolakan dari atasannya akan semangatnya pergi ke Prancis. Hal yang membuatnya semakin frustrasi adalah ulah para pejabat Prancis Merdeka, yang bersemangat memenangkan perang tanpa memikirkan apa yang akan terjadi sesudahnya. Weil pun mengundurkan diri dari gerakan Prancis Merdeka pada bulan Juli.

Sebenarnya keadaan fisik Weil tidak begitu mengancam hidupnya, akan tetapi karena pola makannya yang terbiasa dengan jatah yang sangat sedikit, maka ia terserang gangguan pencernaan, dan hal itu membuatnya tidak mampu menyerap kalori yang memadai untuk memperbaiki kondisi tubuhnya. 

Wataknya yang keras, selalu menjadi sesuatu yang merusak hubungannya dengan mereka yang bertugas merawatnya. Kerap kali ia berseteru dengan para perawat yang membuatnya harus dipindahkan ke Sanatorium Grosvenor di Asford, Kent. Masa-masa kritisnya dilaluinya di Asford. Impiannya untuk pergi ke Prancis tidak pernah terwujud. 

Akhirnya Weil meninggal pada tanggal 24 Agustus 1943. Tiga hari kemudian tim otopsi melaporkan bahwa ia meniggal karena tuberkolosis yang menyerang jantung dan paru-paru. Almarhumah sendiri yang membunuh dan membinasakan dirinya dengan menolak makan sementara keseimbangan pikirannya terganggu. Simone Weil meninggal diusia 34 tahun. Penilaian akan dirinya dilihat dari dua kriteria, yakni integritas pemikiran dan tindakannya, serta hasil dari apa yang ditulisnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun