Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Rizieq: Habib, Tabib, dan Aib

12 November 2020   12:26 Diperbarui: 12 November 2020   12:37 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepulangan Rizieq disambut bak pahlawan nasional. Padahal Rizieq sendiri lari dari pangkuan Ibu Pertiwi. Ia bukan sosok yang nasionalis ketika ia menghina dan menghujat Presiden terpilih. Pernyataan Rizieq, hemat saya, merupakan ciri sosok yang anti-nasionalis. Seharusnya, kepulangannya dari tempat persembunyian di Saudi Arabia tidak perlu diheboh-hebohkan. Bukankah dia pelaku kriminal? Bukankah Firza Husein masih menaruh dendam padanya? Bagaimana dengan berkas-berkas kejahatannya sekarang?

Menurut Menko Polhukam Mahfud MD, Rizieq pulang bukan karena kemauannya sendiri. Rizieq sebetulnya dideportasi. Ia dipulangkan karena overstay. Visa izin tinggal di Saudi Arabia sudah selesai. Maka, wajar Habib Rizieq pulang. Hal ini bahkan dibenarkan oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel. Menurut Agus, visa Rizieq memang tidak diperpanjang oleh pemerintah Saudi. Berdasarkan komunikasi Agus dan Kantor Berita Kerajaan Arab Saudi, Rizieq hanya diberi izin tinggal paling lambat sampai 11 November 2020.

Rizieq berstatus overstayer tidak mendapat perpanjangan visa, tetapi diberi ta'syirat al-khuruj atau visa untuk keluar. "Ini biasa bagi para WNI yang menjalani proses tarhil atau deportasi. Itulah yang dikenal dengan ta'syirat al-khuruj," ujar Agus saat dihubungi Tempo, 5 November 2020 kemarin. Dengan itu, jelas bahwa Rizieq dideportasi. Ia dipulangkan. Ia diusir karena tak lagi mengantongi izin tinggal.

Akan tetapi, apa komentar Rizieq? Ia tak mau kalah. Ia kurang legawa. Ia tak mau harga dirinya sebagai pemimpin Front Pembela Islam (FPI) dijatuhkan dengan informasi terkait pelanggaran yang dibuatnya. Ia bahkan berkomentar: "Mulai hari ini, siapapun termasuk pejabat Indonesiadi dalam maupun di luar negeri, kalau ada yang mengatakan say overstay, akan saya tuntut secara hukum." Mendengar ini, Dubes Agus hanya tertawa.

Rizieq juga memang kerap bertindak angkuh. Ketika Menko Polhukam Mahfud MD berupaya membantu, Rizieq malah menepis. Bukankah ini bukti keangkuhan seorang pemimpin, seorang tokoh agama, seorang figur publik? Rizieq bahkan mengatakan: "Demi Allah saya bersumpah, saya tidak akan meminta bantuan rezim zalim Indonesia, apalagi mengemis kepada rezim zalim Indonesia untuk cabut cekal saya di Saudi Arabia."

Menyatukan Bangsa? 

Rizieq pulang dengan membawa slogan menyatukan bangsa. Upaya ini digaungkan dengan semangat Revolusi Akhlak. Bagaimana mungkin orang yang jelas-jelas cacat hukum dan mengidap aib berlagak menyatukan bangsa? Yang ada nantinya membuat keributan. Kedatangan Rizieq saja sudah membuat negara ini ributnya bukan main. Penyambutannya (berkerumun) pun, bahkan sudah mencederai upaya bangsa ini melawan pandemi.

Saya heran, kenapa ada begitu banyak orang yang mengidolakan dan menjadi followers fanatik Rizieq. Ketika lari ke Saudi Arabia, Rizieq berstatus hukum. Ketika pulang kampung, Rizieq juga dilabeli hukum. Pergi dan pulang Rizieq sudah memuat banyak kejanggalan. Lalu ketika pulang, ia disanjung-sanjung sebagai pemersatu bangsa. Siapa Rizieq? Apakah stok orang baik di negara ini sudah tidak ada lagi sehingga mereka yang cacat pun dipilih dan diagung-agungkan?

Rizieq pulang memperkeruh bangsa. Ia membawa friksi. Komentar-komentarnya sangat jauh dari jiwa seorang nasionalis. Jauh dari profesinya sebagai imam. Jauh dari ulama, Jauh dari tabib. Jangan berangan-angan Rizieq menyatukan. Ia tak lebih dari tabib bikin gaduh. Komentarnya jelas-jelas memperlihatkan dirinya sebagai anti Indonesia. Jika tak ingin menjadi bagian dari Indonesia, silahkan hijrah. Masih ada begitu banyak ulama dan pemimpin Islam lainnya yang lebih baik dari Rizieq.

Saya berharap, pihak keamanan bisa menindak tegas perilaku dan pernyataan-pernyataan Rizieq yang memecah-belah persatuan bangsa ini. Jangan sampai, upaya membiarkan justru membuat Rizieq seolah-olah paling benar dan pahlawan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun