Para Calvinis mencurahkan kekuatannya untuk kegiatan ekonomi, untuk bekerja dan berproduksi sebagai wujud askese. Lain halnya dengan Katolik yang mengaku telah diselamatkan (Kristus), jadi tidak perlu berusaha (kontra-produksi). Weber melihat bahwa para Calvinis lebih menghidupi asketisisme dunia sini.
Asketisisme dunia sini dipakai sebagai cara mengubah dunia, sedangkan asketisisme dunia sana dipakai oleh kehidupan monastik sebagai upaya penarikan diri dari dunia. Asketisisme dunia sini secara kuat memotivasi Calvinis untuk bekerja keras, mencari uang, menabung apa yang diperoleh dan menginvestasikan lagi nilai keuntungannya untuk keuntungan yang lebih besar.
Teori lain yang dikemukan Weber adalah mengenai rasionalisasi. Personifikasi ideal etika Protestan adalah B Franklin: "Waktu adalah uang, kredit adalah uang, dan kejujuran bermanfaat dalam bisnis." Inti pesan Franklin adalah menghasilkan uang melalui etos kerja keras dalam bisnis, menabung hasil, dan menginvestasikannya demi keuntungan yang lebih besar, dimaknai sebagai panggilan hidup."
Para Calvinis yakin bahwa motivasi moral-keagamaan untuk bekerja keras dan menghasilkan uang adalah benar-benar diberkati Tuhan. Sebaliknya, hidup dengan sikap hura-hura dinilai berdosa.Â
Karena itu, Calvinis bukanlah tipe orang yang boros dan suka berpesta-pora. Menurut Weber, ada dua tipe rasionalisasi, yakni rasionalisasi doktrin dan rasionalisasi prilaku hidup. Tujuan rasionalisasi pada dasarnya adalah untuk memberikan jawaban atas predestinasi ganda.
Rasionalisasi doktrin Calvinisme dapat dilihat pada upaya menghilangkan unsur magis dari dunia modern. Calvinis menunjukkan sikap anti-magis dengan memilih kalkulasi rasional dalam hidup (demagifikasi atau demistifikasi dunia).Â
Hilangnya elemen magis yang berpuncak pada doktrin dan perilaku Calvinis ditandai, secara teoretis, dengan tidak adanya sistem imamat, berkurangnya sakramen secara drastis, dan hilangnya sistem perantara yang memediasi hubungan Calvinis dan Tuhan.
Di sisi lain, para Calvinis merasionalisasikan perilaku hidup melalui disiplin-diri, kalkulasi rasional, individualisme, dan dipraktikkan secara sistematik. Dalam "The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism", Weber berpendapat, "Tuhan Calvinis menuntut penganutnya bukan semata-mata dengan kerja baik, tapi kerja baik yang dikombinasikan dengan suatu sistem terpadu."
Dan, perilaku hidup rasional dalam kerja profesional dan keseharian, pada gilirannya, menghasilkan kelebihan produksi atas konsumsi. Inilah asal-mula munculnya spirit kapitalisme rasional modern di Barat, yang berakar kuat pada Protestan asketis, terutama Calvinis. Mereka ini, misalnya, memandang akumulasi harta kekayaan sebagai suatu tanda diberkati Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H