Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Watak Politik Generasi Milenial di Negeri Elektronik

4 November 2020   22:48 Diperbarui: 4 November 2020   23:19 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memberikan karakteristik khas yang menentukan suatu generasi tidak selalu mudah, karena setiap generasi tidak pernah terlepas dari generasi lainnya. Selain itu, karakteristik di dalam suatu generasi pun tidak pernah sama, apalagi jika terjadi perubahan faktor demografis seperti imigrasi, peperangan dan lain sebagainya. Menurut Taylor dan Keeter, karakteristik suatu generasi ditentukan sekurang-kurangnya oleh tiga proses yang tumpang tindih (Paul Taylor dan Scott Keeter, eds., Millenials, A Portrait of Generation Next: Confident, Connected, Open to Change).

Pertama, siklus kehidupan. Generasi milenial saat ini yang sebagian besar merupakan populasi muda mempunyai karakter yang berbeda karena usia mereka dan bisa jadi ketika mereka beranjak dewasa dan semakin tua, mereka akan memiliki karakter yang sama dengan generasi lainnya. Kedua, efek periode. Setiap periode disertai dengan beberapa konteks tertentu, entah sosial, politik, kultural, teknologi, dan lain sebagainnya. Ketiga efek pelabelan. Pelabelan generasi dan proyeksi akademik yang dikenakan pada suatu generasi secara tidak sadar membentuk karakter yang khas.

Dengan kesadaran akan kesulitan yang dihadapi tersebut, kemajuan teknologi adalah konteks yang sangat kuat berpengaruh pada generasi milenial terutama karena mengubah sekaligus cara mereka berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain. Mereka bertumbuh ketika internet diciptakan pada tahun 1990, facebook pada tahun 2014, dan iPhone tahun 2007. 

Dengan konteks ini, mereka menjadi generasi pertama dalam sejarah yang selalu terhubung (connected atau always on generation), bahkan lebih dari delapan puluh persen dari mereka mengakui bahwa mereka selalu tidur bersama telepon genggam pada malam hari.

Oleh karena dibentuk dalam kemajuan teknologi yang begitu canggih, beberapa penelitian mengajukan beberapa karakter umum pada generasi milenial, yakni terhubung, kreatif, percaya diri, dan terbuka pada perubahan. Keempat karakter umum ini akan diuraikan lebih lanjut pada uraian berikut.

"Terhubung" (connected atau always on)

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa Generasi Milenial tidak dapat dilepas-pisahkan dengan kemajuan teknologi. Kemajuan ini memampukan setiap orang dalam generasi ini dengan mudah bersosialisasi dengan orang lain melalui internet dan gadget. Dengan mengakses internet, mereka dengan mudah membentuk komunitas-komunitas yang tidak hanya terhubung dengan orang yang berada di dalam negeri tetapi juga menjangkau setiap orang di seluruh dunia. 

Generasi ini tidak hanya ditandai oleh kemudahan untuk bersosialisasi dengan orang lain, tetapi juga oleh kemudahan mengetahui berita tentang situasi yang berada di belahan dunia lain. 

Berita yang dapat dijangkau lewat aplikasi-aplikasi internet yang tengah berkembang saat ini meningkatkan pengetahuan mereka akan situasi dunia dan membangun komunitas yang lebih luas. Kehadiran komunitas yang membongkar sekat-sekat primordial ini, pada satu sisi memperluas cakrawala mereka dan pada sisi lain membantu menciptakan ungkapan-ungkapan baru yang trendy dalam pergaulan sehari-hari.

Penelitian membuktikan bahwa tujuh dari sepuluh milenial menggunakan bahasa yang berbeda dari bahasa yang mereka gunakan di rumah, dan mereka semakin bilingual dengan penguasaan bahasa Inggris yang semakin baik dan luas William H. Frey, The Millenial Generation: A Demographic Bridge to Build America's Future, Brookings: Metropolitan Policy Program: 2018). 

Di Indonesia, trend menyelipkan bahasa asing dalam percakapan sehari-hari telah manjadi sesuatu yang lumrah. Berbagai terminologi baru pun bermunculan, misalnya, kepo, zaman now, epen-cupen, dan lain sebagainya. Memang penciptaan terminologi baru ini tidak khas milenial tetapi karena mereka bertumbuh bersama internet, efeknya penyebarannya sangat luas dan menjangkau segenap lapisan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun