Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Songdo, Busan, dan Romantisme (Part I)

31 Oktober 2020   07:28 Diperbarui: 31 Oktober 2020   07:40 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Beberapa chat di KakaoTalk mulai dibuka. Soo hyun rupanya sudah lama menunggu. Rencananya saya bakal nginep di rumah Soo hyun; soalnya dialah yang paling dekat denganku. Selain itu, Soo hyun-lah yang paling ngotot menawarkan voucher jalan-jalan ke Korea. 

Di pintu keluar terminal B bandara Internasional Incheon, Soo hyun melambaikan tangan sambil teriak. Buset acara penerimaannya gaduh banget. Semua orang di sisi kiri-kanan Soo hyun jadi panik. Inilah uniknya perjumpaan. Suasana pun enggan berkomentar!

Songdo -- PlayStore Korsel  

Seperti halnya playstore aplikasi pada screen android, Songdo kira-kira merupakan replika dari playstore kecanggihan Korsel. Sangat elegan. Semua kecanggihan yang ada di jantung kota ini tentunya tidak terlepas dari sumbangan perusahaan besar Samsung. Sejak berdiri tahun 1970-an, Samsung sudah membuka keran kemajuan Korsel. 

Keindahan gedung pencakar langit di sela-sela safari seakan menjadi dinding yang tak habis dipanah mata. "Jauh ke atas, jauh, jauh," kata Bang Qodir. Seandainya kota kecilku seperti ini, ketiga orang yang tengah menjadi guide hari ini bisa kuajak jalan-jalan juga ketika berada di Indonesia. Tapi rupanya imajinasi ini hanya sampai di Jakarta. Soalnya pembangunan justru menumpuk di sana. Susah kalau negara dikelola oleh para mafia dan bandit.

Hari ini kami mengarah ke kantor Incheon Free Economic Zone (IFEZ). Kantor ini berada tepat di bibir pantai. Letak IFEZ yang demikian justru memanjakan pengelihatan. Viewnya keren banget, bro! Sesuai dengan nama yang disematkan -- Incheon Free Economic Zone -- tempat ini tentunya steril dari kebisingan dan kabut tebal industri. Dengan kata lain, IFEZ dikemas khusus untuk memantau pergerakan berbagai fasilitas di etalase kota. 

Ketika memasuki gerbang G Tower kami semua disambut gelap gulita. Kami dilarang menyalakan gadget agar bisa menikmati suguhan animasi di kiri-kanan dinding. Satu per satu potret kota digerakkan dalam sebuah video singkat sambil diseduh penjelasan berbahasa Korea dan Inggris.

Konon, Songdo merupakan kawasan rawa-rawa. Pemerintah distrik Songdo justru kini menyulapnya menjadi branda smart city. Nama Songdo memang belum terlalu familiar, padahal sudah sering nongol di berbagai klip video, seperti video Gangnam Style Psy, Running Man, dan Descendant of the Sun. 

Yeain mengungkapkan bahwa Dal.Com Coffee merupakan salah satu coffee shop paling digemari pengunjung di bale-bale Songdo. Di sana suguhan kopi aneka rasa diramu khas Korsel dan dibanderol tentunya dengan harga yang terlalu membuat Anda kesedak. Suasana coffee shop memang enak untuk nongkrong. 

Sembari menyeruput segelas kopi, kita juga diawasi oleh gedung-gedung pencakar langit bersertifikat LEED. Eksperimen pembangunan Songdo menjadi kota cerdas menelan biaya setidaknya 40 miliar dollar AS (Rp 547,9 triliun).

"Ketika kami pertama kali mulai menyulapnya menjadi smart city, Songdo tidak lain hanyalah lokasi hunian biasa. Sekarang, dengan puluhan ribu orang di sana dan kelola desain yang serba futuris, Songdo menjadi hunian bisnis yang menjanjikan dan nyaman," kata Wakil Presiden Eksekutif Pengembangan Gale International, Tom Murcott. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun