Dalam perdebatan kaum Skolastik dan penganut aliran Humanisme, salah satu pertanyaan ekstrim yang diangkat adalah "Untuk apa mengetahui apa itu keutamaan kalau keutamaan itu tidak dicintai ketika sudah diketahui?" Atau, "Apa gunanya mengetahui apa itu dosa kalau dosa tidak dibenci ketika sudah diketahui?" Pertanyaan ini pun dilontarkan bagi kita para penghuni rumah Indonesia dengan rumusan, "Untuk apa saya mempelajari bahasa Indonesia (selama sekujur jenjang pendidikan) kalau bahasa Indonesia itu tidak dicintai, dihargai, dan diwariskan kepada penerus?Â
Jangan-jangan bahasa Indonesia adalah bahasa asing -- banyak orang yang enggan menggunakannya dan bahkan ada orang yang tidak mau tahu tentang bahasa Indonesia. Bahasa apa yang yang dipakai orang Indonesia? Inggris, Jerman, atau Korea? Orang Indonesia seperti pria impoten, hanya tau impor; bahkan sesuatu yang ada pun harus ditiadakan agar semuanya masuk kategori impor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H