Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Obesitas Jenuh Saat Kuliah Daring

19 Oktober 2020   07:29 Diperbarui: 19 Oktober 2020   07:39 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tidak ada tahap yang mengantar proses tidurku. Ujian sudah di kelopak mata. Aku mengulur-ulur waktu. Jika waktu bisa berbicara, ia akan mengatakan demikian, "Sudahkah kita bersahabat?" Pertanyaan provokatif sang waktu menyedot perhatian publik, termasuk Anda yang tengah membaca. 

Pertayaan sang waktu tentunya menjadi bahan refleksi bagi para pemburu waktu. Salah satunya adalah aku. Lagi-lagi waktu menyeretku ke belakang dan menghardik kemalasanku terkait masa depan. Aku sendiri hampir tidak bisa menghentikannya.

Dalam rengkuhan peristiwa yang menyayat pengetahuan, waktu tiba-tiba menghilang. Ia habis. Ia meruang-menguap pergi bersama hari, bulan, dan tahun. Ia tak kelihatan. 

Aku sendiri menyadari bahwa waktu melepaskan aku dari keterkungkunganku. Di mana ada kegiatan dengan jenis apapun, waktu siap mengekspos hal-hal tertentu. Dan, dalam kekalutan, aku mengenal waktu. Waktu selalu untuk diriku, sedangkan kemalasanku selalu tepat.

Aku terpaksa meninjau kembali agenda kusamku di meja belajar. Dari bulan Maret hingga pertengahan September, tak ada satu pun tugas yang kumonumenkan melalui tulisan atau setidaknya aku sadari bahwa aku pernah melewatinya. Padahal tugas menumpuk. 

Ah, tenan wae, paling ada temen-temen yang lain juga terlambat ngumpul. Iya kan? Kamu juga pasti bilang gitu. Memang teman-teman membantu, akan tetapi aku sendiri harus menghadapi ujianku secara personal.

"Ujian.....ujian", ujar waktu. Aku terbangun. Kuambil catatanku yang tadinya sudah distabilo. Raga tak kuat. Rasannya, tempat yang baru saja kudiami empuk banget. 

Ayo tidur lagi. Aku digebuk kemalasan. Aku kalah sama dia. Aku jenuh. Lalu, mau apa lagi? Dalam kekalutan, aku dibiarkan jatuh dalam, dilema. Aku dihadapkan dalam situasi cemas sekaligus takut. 

Jangan-jangan, kalau-kalau, seandainya,,,hallla pokoknya banyak lah. Tenang aja. Aku mematikan laptop dan akhirnya menutup mata. Istirahat! Kuliah daring, ya begitu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun