Menariknya, masa darurat Covid-19 di Indonesia dan Amerika Serikat berbarengan dengan pemilu. Di saat ada kebijakan jaga jarak, banyak calon justru menyambangai jarak. Dalilnya membagi sembako sekaligus "self marketing." Bantuan ini dari kami lengkap dengan stikernya. Dalam situasi ini, demokrasi dimasker jadi rupiahkrasi.
Ketika demokrasi tidak tumbuh efektif, ketimpangan (korupsi, kolusi, dan nepotisme) pun tumbuh subur. Ketika politisi lebih memilih untuk menggunakan uang agar bisa meraih suara atau jabatan, sesungguhnya dia (politisi) sedang tidak percaya pada demokrasi yang melahirkan serta mengajarkannya cara-cara yang lebih mulia.
Mereka yang tidak memperjuangkan demokrasi dengan cara-cara yang mulia -- tidak mengabaikan politik uang dan tidak menghargai privilege rakyat untuk memilih -- seperti para politisi di rumah kita Indonesia, sesungguhnya adalah para penunggang demokrasi yang lebih banyak memikirkan diri sendiri. Merekalah perusak postur demokrasi di negeri ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H