Akan tetapi, sense of humanity ini rupanya pelan-pelan menghilang. Orang justru tak lagi menaruh iba, pilu, sedih, empati, dan simpati dengan sesamanya. Hanya kelalaian kecil yang dilakukan seseorang, manusia langsung menghakimi dan mengutuk. Trump persis mengalami ini. Berita soal diri dan keluarganya terinfeksi Covid-19 malah menjadi sajian renyah dan enak dicicipi. "Rasa'in lo Trump! Mapus! Itu karena elo meremehkan korana!" tulis beberapa pemilik akun media sosial. Tak ada lagi rasa prihatin atau peduli. Trump meninggal pun, orang-orang akan tetap menghujat dan mengutuk. Menurut saya, rasa kemanusiaan kita, dalam hal ini, justru memudar dan bahkan hilang sama sekali seiring berjalannya waktu. Kita pun menjadi "Homo homini lupus" (srigala bagi yang lain).
Sekali lagi "bad news" tak lagi buruk dalam dirinya. "Bad news" selalu dengan mudah diarahkan dan disaji menjadi "good news." Dengan kata lain, dalam "bad news" melekat "good news." Lalu pertanyaannya "Bagaimana setelah Trump sembuh?" Apakah "good news" itu harus menjadi "bad news" untuk dunia, Anada, dan saya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H