Mohon tunggu...
Bang Okra
Bang Okra Mohon Tunggu... Freelancer - Full time coffee lover. Part time writer.

Penikmat kopi, perangkai kata yang berlari liar dalam imaginasi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Terungkap! Ini 5 Mitos tentang Makanan dan Diet Sehat

10 Agustus 2020   22:40 Diperbarui: 16 Agustus 2020   07:34 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay/Alexas_Fotos

Apa sih yang terlintas di benak kita ketika mendengar kata "diet"? Pasti tidak jauh-jauh dari cara menurunkan berat badan, pilih-pilih makanan, menghindari makanan berlemak, paranoid dengan makanan yang mengandung kolesterol tinggi, dan lain sebagainya. Wajar saja sebenarnya, karena banyaknya pemberitaan mengenai berbagai macam penyakit yang diakibatkan oleh makanan "tidak sehat". Yang mana sering dikaitkan dengan asupan lemak dan kolesterol.

Tak jarang pula, kita serta-merta mengkategorikan makanan berlemak dan tinggi kolesterol sebagai junk food. 

Namun di balik itu semua, penelitian imiah terbaru tentang makanan–sebagaimana layaknya sains pada umumnya yang senantiasa berkembang–membuktikan bahwa tidak selamanya makanan berlemak itu mengerikan. Tidak semua makanan tinggi kolesterol itu junk food.

Meskipun begitu, tetap saja beredar mitos seputar makanan berlemak dan mengandung kolesterol di sekitar kita. Dan juga "legenda" yang mengasumsikan diet rendah lemak sebagai gaya hidup sehat terbaik. 

Apa saja yang termasuk mitos dan apa sebenarnya fakta di balik asupan nutrisi yang kita butuhkan untuk gaya hidup sehat? Berikut ini daftarnya.

1. Makanan berlemak bikin gemuk

Sumber gambar: Pixabay/clicksgaurav
Sumber gambar: Pixabay/clicksgaurav

Ini mitos pertama dan yang paling banyak digaungkan. Faktanya, tubuh kita membutuhkan lemak sebagai salah satu asupan nutrisi makro harian kita. Selain itu, jika Anda sedang dalam program menurunkan berat badan, lemak adalah salah satu faktor penting dalam kesuksesan diet Anda karena dua alasan ini:

  • Lemak membantu asupan energi Anda sebagai pengganti karbohidrat. Hal ini penting terutama bagi Anda yang menjalani diet pengurangan karbo.
  • Makanan berlemak membuat kita merasa cepat kenyang, sehingga kita terhindar dari food craving berlebihan.

Beberapa daftar makanan dengan lemak tinggi yang baik bagi kesehatan kita diantaranya:

  • Telur ayam
  • Alpukat
  • Kacang-kacangan

Tapi perlu diingat, para penggemar fast food jangan senang dulu! Kita di sini membicarakan tentang lemak sehat, lho. Karena lemak yang terdapat pada makanan yang diproses secara berlebihan seperti makanan cepat saji, makanan yang digoreng, serta roti dan kue tinggi gula justru membuat Anda gemuk secara tidak sehat.

2. Makanan tinggi kolesterol itu enggak sehat

Sumber gambar: Pixabay/Alexas_Fotos
Sumber gambar: Pixabay/Alexas_Fotos
Bukan rahasia lagi kalau makanan tinggi kolesterol menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian besar orang. Faktanya, makanan tinggi kolesterol itu juga mengandung nutrisi sangat tinggi yang dibutuhkan tubuh kita. 

Contoh paling populer dari makanan tinggi kolesterol adalah kuning telur (hayo, siapa yang suka buang kuning telur karena takut kolesterol). Dalam porsi yang tepat, kuning telur adalah sumber nutrisi yang luar biasa. Sebut saja diantaranya vitamin B12, mineral, klorin, dan selenium.

Tapi, sama seperti poin pertama di atas, jangan mengandalkan kolesterol yang terdapat pada makanan cepat saji ya. Kendalikan juga keinginan untuk selalu mengonsumsi es krim dan gorengan. Mereka bertiga memang tinggi kolesterol, tapi bukan kolesterol yang banyak dibutuhkan oleh tubuh kita, oke?

3. Ibu hamil dilarang mengonsumsi makanan berlemak dan tinggi kolesterol

Sumber gambar: Pixabay/pexels
Sumber gambar: Pixabay/pexels
Faktanya, ibu hamil membutuhkan asupan lemak sedikit lebih tinggi dari biasanya. Hal ini disebabkan karena ibu hamil butuh lebih banyak asupan vitamin A, kolin, dan omega-3. Nah, ketiga nutrisi itu hanya bisa larut dalam lemak untuk dapat diserap tubuh. Selain itu, struktur otak janin yang sedang berkembang terdiri dari sebagian besar lemak, jadi nutrisi yang satu ini penting bagi ibu dan bayi.

Pernah dengar tentang DHA (Docosahexaenoic Acid)? Nutrisi yang satu ini sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang jaringan otak dan penglihatan janin di dalam kandungan. Lemak tipe ini (DHA) terkandung sangat banyak di dalam lemak ikan.

Ibu hamil juga perlu mengonsumsi kolin yang juga sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang jaringan otak dan penglihatan janin di dalam kandungan. Kolin–beserta vitamin dan mineral lain–sangat banyak terkandung di dalam kuning telur.

Masih di seputaran tumbuh kembang janin, ia sangat bergantung pada asupan kalsium dan vitamin K2 dari sang bunda untuk pembentukan tulangnya yang sempurna. Nah, kedua nutrisi ini sangat banyak terkandung di dalam susu sapi dan produk turunannya. Jadi, jangan larang bunda untuk mengonsumsi makanan tinggi kolesterol dan berlemak lagi ya.

Namun begitu, tetap harus diperhatikan bahwa asupan gizi seimbang adalah hal terpenting bagi ibu dan janin. Konsumsi telur ayam sebaiknya tidak lebih dari tujuh butir per minggu. Konsumsi ikan pun juga harus teliti untuk memilih jenis ikan rendah merkuri seperti salmon, kakap, lele, dan seafood rendah merkuri seperti udang.

4. Makanan berlemak meningkatkan risiko diabetes

Sumber gambar: Pixabay/ExploreBob
Sumber gambar: Pixabay/ExploreBob

Mitos yang satu ini muncul karena ambigu pada istilah kata "lemak". Sebenarnya, yang berisiko menimbulkan diabetes adalah lemak trans yang banyak terkandung di dalam makanan cepat saji, margarin, serta makanan panggang tinggi lemak. 

Sementara itu, lemak sehat terbukti meningkatkan insulin yang berujung pada pencegahan diabetes. Lemak sehat ini terkandung di dalam:

  • Kacang-kacangan
  • Lemak ikan
  • Susu dan produk turunannya
  • Minyak zaitun
  • Alpukat

5. Margarin adalah makanan sehat

Sumber gambar: Freepik
Sumber gambar: Freepik
Poin ini sebenarnya tidak murni mitos. Ini terkait kandungan Omega-6 pada margarin yang dulu dianggap lebih baik bagi tubuh jika seimbang dengan asupan Omega-3. Namun penelitian terbaru menunjukkan ketidakseimbangan Omega-6 dan Omega-3 menimbulkan gangguan kesehatan yang cukup serius. 

Kelebihan Omega-6 dalam darah menyebabkan gangguan mood, obesitas, resistensi insulin, peningkatan faktor risiko penyakit jantung, dan penurunan mental.

Kesimpulan

Sumber gambar: Pexels/fauxels
Sumber gambar: Pexels/fauxels

Lemak dan kolesterol memang sering difitnah oleh banyak pakar kesehatan, menyebabkan banyak orang menghindari makanan berlemak tinggi. Namun jika diet Anda hanya berfokus pada makronutrien tunggal, Anda berisiko mempertaruhkan kesehatan secara keseluruhan, dan tidak realistis.

Memang benar bahwa makanan tinggi lemak dan kolesterol tinggi seperti makanan cepat saji dan gorengan, harus dibatasi dalam diet sehat. Tetapi banyak makanan kaya lemak bergizi harus disertakan dalam pola diet yang sehat dan menyeluruh.

Jadi, pastikan diet Anda berfokus pada keseimbangan konsumsi makronutrien dan mikronutrien ya. Itu adalah faktor terpenting dalam pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.

Semoga artikel ini berguna. Terima kasih telah membaca, dan sampai jumpa di artikel berikutnya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun