Pengabdi Setan (2017) merupakan buatan ulang dari film Pengabdi Setan (1980). Tidak heran jika kedua film ini memiliki kemiripan dalam beberapa aspek yang dimilikinya. Pengabdi Setan (1980) membuka gebrakan dalam menggunakan unsur agama Islam dalam film horor karena pada saat itu film horor didominasi dengan unsus agama Kristen.Â
Joko Anwar sebagai sutradara Pengabdi Setan (2017) mengakui bahwa Pengabdi Setan (1980) merupakan salah satu film favoritnya. Dalam unggahan Twitternya, Â Joko Anwar merasa bersemangat untuk mengerjakan proyek pembuatan film Pengabdi Setan (1980)
Dalam artikel kali ini, kita akan mengulas apakah terdapat kemiripan dari kedua film tersebut. Secara kategori, kita akan membahasnya berdasarkan tiga kategori, yaitu paradigma, genre, dan sub genre.
Paradigma
Menurut Astuti (2022, h.20), Terdapat tiga fungsi paradigma dalam film. Fungsi tersebut meliputi: untuk melihat pesan yang terdapat dalam film, untuk merumuskan fokus analisis dalam film, dan untuk mengetahui aturan dalam menginterpretasikan sebuah film.
Terdapat empat paradigma yang meliputi: paradigma fungsionalisme, paradigma empirisme, paradigma fenomenologi, dan paradigma kritis. Pengabdi Setan (1980) maupun Pengabdi Setan (2017) menggunakan paradigma fungsionalisme dalam pembuatan film. Paradigma fungsionalisme dapat kita ketahui dari pandangan paradigma ini yang memandang masyarakat sebagai satu kesatuan dari berbagai hal seperti agama, pendidikan, hingga keluarga.
Pengabdi Setan (1980) maupun Pengabdi Setan (2017) dapat kita lihat menggunakan paradigma fungsional karena salah satunya menggunakan aspek agama. Agama yang ada di masyarakat digunakan untuk menyelesaikan konflik cerita yang terdapat pada kedua filam tersebut.
Genre
Astuti (2022, h. 123) menjelaskan bahwa terdapat tiga kategori utama genre yang meliputi drama, laga, dan horor. Genre dapat diartikan sebagai jenis khusus dari sebuah karya. Salah satu genre yang akan kita bahas kali ini adalah horor.