Mohon tunggu...
Kristian Ndori
Kristian Ndori Mohon Tunggu... Dosen - Menulis tentang sastra dan sejarah.

Membaca dunia dengan gayung Kiri.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gemuruh Suara Karkid

13 Juli 2023   22:17 Diperbarui: 13 Juli 2023   22:48 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak bisa berkata-kata dan hanya menangis dan meratap betapa hancur dan rapuhnya dirinya. Wanita itu terus memandang-ku dengan tatapan penuh makna. Aku pun terus melancarkan beberapa advice dan feedback agar dia semakin meluapkan dan memberikan semua penyesalannya kepada-ku. Tidak dapat menahannya. Berteriak histeris dan terseduh-seduh atas apa yang merayap dibelaian pipinya.

Saya menyarankan agar dia membuat sebuah Curriculum Vitae dan beberapa surat lamaran agar dia bisa mengajukkannya dibeberapa tempat seperti rumah makan dan caffe,tidak lupa saya memberikan arahan untuk bekerja sebagai Sales Promotion Girls atau SPG karena parasnya sangat cantik. Mungkin saja bisa membantunya melancarkan penawaran beberapa product kepada costumer karena keperawakannya yang anggun dan sangat menjamin akan ketertarikan pelanggan untuk menghamprinya. Ini dikarenakan syarat untuk menjadi Sales Promotion Boy/Girls ya harus Good Looking. 

Namun, itu belum sepenuhnya berhasil karena wanita itu mengatakan bahwa dia akan memikirkannya nanti. Saya sedikit riang karena dia mau menerima feedback dari saya. Tidak lupa dia meminta nomor handphone-ku dan mengatakan kalau nanti dia akan membutuhkanku. Sembari memegang dan mengetik di-handphonenya, aku sekalian bergegas untuk pulang ke Malang. "kalau kamu lagi boring, telpon aku gpp kok",ucapku agar dia kembali membaik.

"monggo pak,ibu,mbak, aku balik dulu ya,maturnuwun nggih". Sekian...

Beberapa hari ini saya terus memikirkan tentang permasalahan dari kisah diatas. Saya merasa kebingunan dengan para pekerja seks komersial. Apakah dengan begitu mereka akan Bahagia?apakah dengan begitu mereka akan nyaman?apakah dengan begitu mereka merasa tidak berdosa?apakah dengan begitu mereka merasa bangga?apakah dengan begitu mereka merasa puas? Gimana menurut kalian teman-teman?

sumber: korankaltim.com)
sumber: korankaltim.com)

        Saya pernah bertanya pada teman saya terkait apa pandangannya terhadap orang-orang yang memperagakkan pekerjaan tersebut. Dia sejenak tercengang dan tersenyum mendengar pertanyaan yang saya lantunkan. Ini dikarenakan saya tiba-tiba bertanya tentang para Karkid.

Dia mencoba menjawab pertanyaanku dari berbagai perspektif. Yang pertama terkait kepribadian. Bisa saja para Karkid melakukan itu karena dia merasa nyaman dan senang jika melakukan hubungan intim dengan orang-orang yang presentasinya banyak yang tidak di-kenalinya. Itu membonceng pada Hasrat atau fantasi yang dia dapatkan. 

Jika kita berpaling dari untaian diatas,sebenarnya itu adalah hal yang tidak wajar dan tidak pantas untuk dibuahi. Berbagai relasi seperti keagamaan dan hukum sangat menentang keras perbuatan itu.

 Seperti yang dikatakan oleh Ustaz Muhammad bahwasannya menjual diri melalui online atau secara langsung,adalah sebuah perbuatan yang terhina dan diharamkan oleh Allah SWT. Hal ini termasuk sebuah pelanggaran  terhadap beberapa norma seperti norma adat,norma kesopanan,norma kesusilaan,norma agama dan norma hukum. Gemuruh tangisan dunia yang melihat fenomena kehidupan yang tidak bisa hilang dari zaman ke zaman. Fakta mengatakan bahwa profesi Pekerja Seks Komersial (PSK) merupakan profesi tertua dalam peradaban dan kebudayaan manusia.

Salah satu bukti bahwa prostitusi sudah ada ribuan tahun lalu adalah naskah Alkitab. Disebutkan, tentara Israel dahulu punya banyak istri dan selir. Raja Solomon dikenal punya 700 istri dan 3.000 selir. Pada masa Romawi Kuno, orang sudah bisa membeli seks dengan koin. (kompas.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun