"Terimakasih pak, mohon maaf jika ada kesalahan" (penuh dengan senyum dan keramahan). Begitulah balasan saya terhadap seorang pembeli di pagi ini.Â
Seperti biasanya saya selalu melayani pembeli di warung. Pagi ini saya sedang menjaga jualan sambil memainkan ponsel saya. Membuka media sosial dan mempromosikan dagangan tiba tiba datang seorang bapak dengan mengendarai mobil hitamnya dan berhenti didepan meja dagangan kami. Dia turun dan menanyakan harga perkilo daging. Saya menjawabnya dengan senyum "120rb perkilo pak" dan jawabannya sedikit tidak enak didengar "akh.. Mengapa jualanmu mahal sekali, kau jualan mengambil untuk yang sangat besar, jauh berbeda dengan penjual di pasar. 100rb lah perkilo. Seperti harga di pasar" saya sempat diam dan tidak merespon omongan bapak itu dan menarik napas sebentar "pak, saya bukan sombong. Tapi daging yang kami jual adalah daging asli daging babi kampung dan modalnya juga tinggi. Daging yang kami jual ini kami jamin sehat dan kami jamin babi kampung". Kemudian bapak itu pergi dan tidak membeli daging. Saya melanjutkan membuka media sosial saya dan menarik ulur beranda facebook saya. Sekitar 35 menit kemudian bapak itu kembali dan membeli daging 5kg tanpa menawar lagi. Sayapun mengikuti kemauan nya dan memotong daging yang dia pilih. Setelah selesai dia memberikan uang kepada saya Rp 620.000. Karena uang yang dia berikan lebih, saya mengembalikannya namun bapak tu berkata "ambillah untukmu, kamu sudah memotong daging yang saya pesan. Terimakasih dan semoga laris" mendengar omongan itu saya langsung mengaminkannya dan membalas "Terimakasih pak, mohon maaf jika ada kesalahan".
Dengan rasa senang saya kembali duduk dan merenungkan apa yang membuat bapak itu kembali dengan sikap yang berbeda. Yang awalnya dia kasar berubah menjadi ramah dan baik hati. Saya terus berbicara dalam hati dan memikirkan apa yang terjadi dengan bapak itu hingga ia berubah pikiran. Kemudian saya bercerita dengan ibu saya apa yang barusan terjadi dan ibu saya pun menjelaskan bahwa keramahan saya, tutur kata saya yang lembut menjawab omongannya yang kasar telah membuat sikapnya berubah sehingga ia memutuskan untuk kembali membeli.Â
Saya kembali merenungkan penjelasan ibu saya. Dan mengambil pelajaran penting didalamnya yakni dengan tutur kata yang lemah lembut akan mendatangkan berkat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H