Ini bukan suatu aib apalagi dosa. Saat Ramadan, akan lebih baik jika kita semangat membangun diri. Targetkan sedikit demi sedikit hafalan kita. Niatkan semuanya karena Allah.
Hafalan diperbanyak, lebih banyak pula zikir kita. Terlebih kepada kaum wanita yang ada masanya dilarang shalat karena haid. Hafalan inilah yang dapat menggantikan amalan shalat, puasa, dan bacaan Al-Quran. Selain itu, bunda juga dapat mengajarkan kepada anak-anak yang masih kecil.
Terakhir, wajib memperbaiki kekurangan diri kita.
Misalnya mental yang mudah marah, latihlah agar meredamnya. Ada marah yang diperbolehkan, tetapi ada yang dilarang. Ada pula cara mengatasi rasa marah.
Bagi yang belum lancar mengaji, latihlah dengan peningkatan frekuensi. Bacaan Al-Quranlah yang akan menerangkan alam kubur kita kelak.
Jika masih pacaran, hentikanlah. Itu zina. Silakan cek di sini untuk lebih dalam mengenai alasan menjauhinya.
Jika masih belum menutup aurat, latihlah. Rambut dan seluruh aurat yang terlihat akan ditarik hingga terkelupas, kelak di neraka.
Ayah dan saudara laki-laki kita terseret ke neraka karena kita putrinya/saudarinya masih belum menutup aurat. Demikian pula halnya wanita yang sudah menikah akan menjebloskan suaminya ke neraka jika masih belum menutup aurat.
Kisah menyeramkan pengalaman mati suri seorang wanita yang terhukum auratnya dapat diakses di sini.
Jika masih shalat bolong-bolong alias belum lengkap lima waktu, bersegeralah. Kita tak tahu kapan akan mati. Bagaimana jika ternyata azan yang kita dengar adalah yang terakhir kali?
Jika masih hobi gibah entertainment, beralihlah ke akun yang islami. Di akhirat, kita akan memakan bangkai orang yang kita gibahi. Pahala kita ditransfer kepada yang kita rumpikan. Jika tak ada lagi pahala kita, maka balasannya, dosa mereka kita yang menanggung. Enak tapi berbahaya itulah gibah.