Mohon tunggu...
Kristiadji Rahardjo
Kristiadji Rahardjo Mohon Tunggu... Dosen - manusia biasa yang mendamba cinta hadir di dunia; suka membaca, traveling, fotografi, main biola dan badminton

manusia biasa yang mendamba cinta hadir di dunia; suka membaca, traveling, fotografi, main biola dan badminton

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Persaudaraan di Hari Raya Idul Fitri 1439 H (Bagian-2)

25 Juli 2018   00:40 Diperbarui: 25 Juli 2018   01:56 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vincent (paling kiri) bantu ikat pita merah putih (160618)

Jumat, 15 Juni 2018. Sambil menikmati opor ayam yang telah disiapkan oleh OMK Voltus, teman-teman lintas iman juga menikmati indahnya kebersamaan di hari raya Idul Fitri tahun ini.

Refleksi dan sharing bersama

Selesai makan, teman-teman lintas iman mengambil kesempatan untuk refleksi bersama dan saling berbagi pengalaman bertugas di 7 tempat Sholat Ied. Dipandu oleh Bpk Agus, masing-masing kelompok tugas diwakili oleh satu orang disilahkan memberikan kesan, pesan dan harapannya.

Beberapa poin penting yang disampaikan oleh wakil-wakil kelompok adalah:

  1. Bersyukur karena kesempatan indah untuk berpartisipasi dalam kegiatan menjaga Sholat Ied. Bagi sebagian besar teman-teman yang terlibat, ini adalah pengalaman pertama. Ternyata, "pengalaman pertama begitu menggoda". Menggoda untuk terlibat lagi di kesempatan mendatang.
  2. Kegiatan ini muncul dari kesadaran dan rasa kebersamaan sebagai saudara yang sama-sama ber-Tuhan, sesama penganut agama dan sesama warga masyarakat.
  3. Kegiatan ini menjadi penegasan kembali bahwa sejatinya kita ini masyarakat yang toleran, bisa saling menghargai perbedaan, tepa selira dan saling menerima. Nilai-nilai Pancasila dan rasa kesatuan sebagai bangsa masih menjadi semangat hidup berbangsa dan bernegara. Kita harus ikut menjaga dan mewujudkannya.
  4. Juga penegasan bahwa agama sejatinya mengajarkan nilai-nilai spiritual dan moral (takwa, kasih sayang, keadilan, damai, penghormatan akan martabat dan sebagainya). Nilai-nilai itu dihayati secara nyata dalam cara hidup sehari-hari (cara berpikir, merasa, bertindak dan bertutur kata).
  5. Kegiatan ini mendapat tanggapan yang positif dari saudara-saudari kita umat Muslim dan juga bermanfaat bagi teman-teman lintas iman, maka perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan lagi ke depannya.


Setelah semua wakil kelompok menyampaikan kesan, pesan dan harapannya, Rm Kristiadji diberi kesempatan untuk memberi sambutan. Pertama-tama disampaikan apresiasi dan terima kasih atas keterlibatan teman-teman lintas iman di Purwokerto Timur dalam kegiatan ini. Diapresiasi juga motivasi yang menggerakkan keterlibatan itu adalah semangat persaudaraan dan toleransi, bukan pencitraan atau pun sekedar formalitas. Diharapkan kegiatan yang menjadi salah satu perwujudan nilai-nilai yang diajarkan oleh agama maupun terkandung dalam Pancasila ini, hendaknya ditingkatkan lagi, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Jumlah yang terlibat dan jumlah mesjid yang dijaga saat Sholat Ied bisa ditingkatkan di tahun depan.

"Selain itu kegiatan ini bisa menjadi titik awal bagi dialog dan kerjasama nyata lintas iman dalam mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi bersama di tengah masyarakat" tambah romo Kris. Masalah sampah, saluran air, lingkungan hidup, rumah tinggal yang tidak layak huni, pemberdayaan sosial-ekonomi dan sebagainya bisa menjadi garapan bersama teman-teman lintas iman. "Monggo ditindaklanjuti bersama", pungkasnya.

Refleksi dan sharing bersama itu diakhiri dengan doa serta berkat oleh Rm Kris. Selanjutnya teman-teman lintas iman keluar dari aula menuju tangga belakang gereja St. Yoseph. Dengan pengarah gaya Kak Flora Vika, teman-teman lintas iman berfoto bersama dan mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri lewat video pendek.

Paguyuban Lintas Iman Purwokerto Timur (160618)
Paguyuban Lintas Iman Purwokerto Timur (160618)
Itulah ungkapan hati yang tulus dan selalu diikuti doa "Minal 'Aidin wal Faizin", sebuah harapan agar saudara-saudari kita yang merayakan Idul Fitri termasuk orang yang menang dengan banyak pahala, ampunan, dan kemuliaan yang dijanjikan Allah di Bulan Ramadhan. Setelah itu saling memaafkan kesalahan agar hati menjadi suci dan relasi terjalin erat kembali.  Selain itu kita diingatkan kembali akan nilai-nilai Pancasila dan persaudaraan sebangsa yang berjuang untuk mengisi kemerdekaan menuju masyarakat yang adil, sejahtera dan bermartabat.

Refleksi OMK Voltus

Pengalaman indah persaudaraan dan toleransi di hari raya Idul Fitri 1439 H juga menjadi bahan refleksi Orang Muda Katolik (OMK) Voltus Paroki St. Yoseph. Berikut 3 tulisan refleksi dari mereka:

1. Henrik Cahaya P. (Ketua OMK Voltus):

Hendrik (paling kanan) seusai tugas jaga Sholat Ied (160618)
Hendrik (paling kanan) seusai tugas jaga Sholat Ied (160618)
"Aku tahun lalu gak ikut tugas jaga shalat karena lebaran di Jogja. Jadi aku cuma bisa  membandingkan tahun ini dan dua tahun yang lalu. Yang aku rasakan di tahun ini adalah apa yang kita lakukan semakin diterima dan disambut baik sama teman-teman Muslim. Mereka menyambut kita lebih hangat dan ramah. Entah karena "virus toleransi" yang kita tanam dari enam tahun yang lalu mulai berbuah atau mungkin karena mereka ingin menghargai niat kita. Tapi itu memang sudah baik dan cukup buat kita mempersiapkan diri terjun di masyarakat secara langsung.

Aku merasa senang dan bangga karena OMK Voltus bisa menebarkan "virus" kebaikan ini dengan teman-teman komunitas iman yang lain. Jadi di tahun ini kita bisa ramai-ramai dan lebih banyak tempat yang bisa kita datangi. Semoga di kesempatan berikutnya kita bisa terus menjalin kerjasama dengan teman-teman komunitas lain, gak cuma sebatas karena ada perayaan keagamaan. Syukur-syukur bisa dibikin gathering atau bahkan tindakan nyata yang bisa berguna buat masyarakat dan bangsa ini."

2. Vincent Kurniawan (Mahasiswa STIKOM Yos Sudarso):

"Kesanku ikut berpartisipasi menjaga teman temanku yang menjalani sholat ied :

Pertama, aku mendapat teman baru dari paguyuban lintas agama, di mana aku bersama mereka menjalani suatu tugas untuk menjaga serta membantu teman teman kami yang sedang menjalani Sholat Ied.

Vincent (paling kiri) bantu ikat pita merah putih (160618)
Vincent (paling kiri) bantu ikat pita merah putih (160618)
Kedua, aku merasakan kebahagiaan tersendiri saat berjumpa dengan teman teman yang berbeda keyakinan. Di situ aku belajar, ternyata perbedaan itu tidak selalu terlihat buruk, tetapi di sini aku justru melihat bahwa perbedaan itu adalah sesuatu yang indah, di mana kita bisa saling menghargai, saling peduli dan bekerja sama walaupun kita berbeda. Perbedaan tidak perlu diperdebatkan dan tidak perlu dipandang sebelah mata. Jadi, perbedaan itu memang seharusnya ada, tinggal kita sebagai manusia memilih bagaimana menikmati dan menyikapi perbedaan itu.

Ketiga, aku juga merasakan kepedulian serta sikap yang sangat ramah dari teman teman Muslim. Saat kami tiba di sana, kami disambut baik oleh mereka. Mereka tidak hanya memberikan senyuman kepada kami, tetapi kami juga diajak berdiskusi dan sharing dengan teman teman Muslim ini tentang pekerjaan mereka hingga keseharian mereka menjalankan aktivitas. Yaaa... kami sangat menikmati momen itu. Aku juga berharap semoga paguyuban lintas agama tetap ada dan terus dikembangkan, agar rasa kepedulian dan persahabatan tetap tumbuh di tengah perbedaan.

Yang aku harapkan untuk ke depannya, semoga di tahun berikutnya kita bisa tetap menjaga teman-teman Muslim saat Sholat Ied. Doa saya agar paguyuban lintas agama bisa berkembang pesat tidak hanya di Purwokerto tapi juga di seluruh Indonesia, karena dengan ini kita bisa menjunjung tinggi rasa persatuan bangsa, terus semangat membantu, bersolider dan peduli antar sesama walaupun berbeda! Ciayooo..... Ingat, persatuan lebih penting dari segala perbedaan."

3. Sammy (Mahasiswa S2 Unsoed, asal Papua):

Samy (tengah) bersama linmas dan umat Muslim setelah sholat Ied (160618)
Samy (tengah) bersama linmas dan umat Muslim setelah sholat Ied (160618)
"Di tahun kedua keterlibatan menjaga Sholat Ied, saya punya kesan tahun ini sangat istimewa. Kerukunan umat beragama sangat nampak sekali. Tanggapan dari saudara -saudari Muslim sangat baik sehingga membuat nyaman karena bisa diterima meski awalnya sedikit grogi. Saya berjanji sekembalinya ke Papua setelah selesai tugas belajar akan menginisiasi kegiatan seperti ini dan kegiatan-kegiatan lain yang melibatkan teman-teman lintas insan. Semoga di sana juga tercipta persaudaraan yang sejati, penuh semangat persaudaraan dan tolong menolong."

Pak Agus Gudyana, Kabid Koinonia (Persekutuan) sempat menanyai beberapa anggota OMK Voltus yang umumnya merasa senang bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan jaga sholat Ied. Lebih istimewa lagi karena mereka bisa bersama teman-teman agama lain yang baru terjadi tahun ini. Hal ini juga menambah persaudaraan yang semakin bermakna di hari yang fitri. Alangkah indahnya kalau momen kebersamaan ini bisa dilakukan juga oleh saudara-saudari yang lain di seluruh Indonesia. *_*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun