Mohon tunggu...
Kristi Damayanti dan Yuliana
Kristi Damayanti dan Yuliana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

( Membaca )

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mekanisme Kebijakan Suku Bunga BI Terhadap Nilai Tukar Rupiah di Indonesia dalam Analisis Jalur Transmisi

1 November 2023   13:25 Diperbarui: 1 November 2023   13:35 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kebijakan suku bunga adalah kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh bank sentral suatu negara untuk mengendalikan  suku bunga di pasar keuangan. Bunga adalah biaya atau pembayaran kembali yang harus dibayar peminjam kepada pemberi pinjaman sebagai bunga atas pinjaman yang diberikan. Kebijakan suku bunga ini dapat memberikan dampak besar terhadap kinerja perekonomian suatu negara karena suku bunga mempengaruhi biaya pinjaman, investasi, tabungan, dan inflasi. Bank sentral seperti Bank Indonesia, Federal Reserve AS, atau Bank Sentral Eropa semuanya memiliki alat kebijakan untuk mengatur suku bunga.

Kebijakan moneter memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi suatu negara. Di Indonesia, Bank Indonesia (BI) bertanggung jawab dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter. Salah satu aspek yang penting dalam kebijakan moneter adalah mekanisme transmisi, yaitu bagaimana kebijakan moneter mempengaruhi variabel ekonomi lainnya, seperti nilai tukar. Dalam artikel jurnal yang berjudul "Analisis Jalur Transmisi BI Rate terhadap Nilai Tukar Rupiah di Indonesia" oleh Nafisah Al Ali Daulay, Anthony Mayes, dan Yusni Maulida, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mekanisme transmisi kebijakan moneter di Indonesia, khususnya hubungan antara BI Rate (suku bunga BI) dengan nilai tukar rupiah.

Penelitian ini menggunakan metode Vector Autoregressive (VAR) dengan menggunakan data bulanan dari tahun 2005 hingga 2010. Variabel yang diteliti meliputi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, Net Foreign Assets (NFA), dan perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat jeda waktu atau time lag sebesar enam bulan antara variabel moneter dengan nilai tukar. Artinya, perubahan dalam variabel moneter akan mempengaruhi nilai tukar setelah enam bulan. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa NFA memiliki kontribusi yang signifikan sebesar 11,94% terhadap fluktuasi nilai tukar, sedangkan perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri memiliki kontribusi yang lebih kecil, yaitu hanya 0,43%.Implikasi dari penelitian ini adalah pentingnya mempertimbangkan faktor-faktor di luar variabel moneter dalam memahami dinamika nilai tukar. 

Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa mekanisme transmisi kebijakan moneter di Indonesia melalui jalur nilai tukar memiliki time lag sebesar enam bulan. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan dalam variabel moneter, seperti suku bunga BI Rate, akan mempengaruhi nilai tukar setelah enam bulan. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa faktor Net Foreign Assets (NFA) memiliki kontribusi yang signifikan terhadap fluktuasi nilai tukar, sedangkan perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri memiliki kontribusi yang lebih kecil.  Implikasi dari penelitian ini adalah pentingnya mempertimbangkan faktor-faktor di luar variabel moneter dalam memahami dinamika nilai tukar. Para pembuat kebijakan perlu memantau dan mengelola faktor-faktor seperti NFA untuk menjaga stabilitas nilai tukar. Lebih lanjut, penelitian ini juga menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut untuk menganalisis hubungan jangka panjang antara perbedaan suku bunga dan nilai tukar.

Dalam konteks kebijakan moneter di Indonesia, studi ini memberikan informasi berharga bagi Bank Indonesia (BI) untuk mengembangkan kebijakan moneter yang efektif. Dengan memahami mekanisme transmisi kebijakan moneter, BI dapat mengambil keputusan yang lebih tepat untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar. Selain itu, penelitian ini juga merekomendasikan mempertimbangkan penyesuaian BI rate dengan suku bunga internasional untuk memperkuat kebijakan suku bunga.  

Dalam kesimpulannya,penelitian ini juga menemukan bahwa kontribusi NFA terhadap fluktuasi nilai tukar sebesar 11,94% [2]. Hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor eksternal, seperti perubahan dalam posisi eksternal negara, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai tukar rupiah. Sementara itu, perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri memiliki kontribusi yang lebih kecil, hanya sebesar 0,43%.Implikasi dari penelitian ini adalah pentingnya mempertimbangkan faktor-faktor di luar variabel moneter dalam memahami dinamika nilai tukar. Para pembuat kebijakan perlu memantau dan mengelola faktor-faktor seperti NFA untuk menjaga stabilitas nilai tukar. Selain itu, penelitian ini juga memberikan rekomendasi untuk mempertimbangkan penyesuaian BI Rate dengan suku bunga internasional untuk memperkuat kebijakan suku bunga.Dalam konteks kebijakan moneter di Indonesia, penelitian ini memberikan wawasan yang berharga bagi Bank Indonesia (BI) dalam merumuskan kebijakan moneter yang efektif. Dengan memahami mekanisme transmisi kebijakan moneter, BI dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dalam mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar. Selain itu, penelitian ini juga memberikan rekomendasi untuk penelitian lanjutan dengan menggunakan data yang lebih baru untuk memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang mekanisme transmisi kebijakan moneter di Indonesia.Namun, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, penelitian ini hanya menggunakan data dari tahun 2005 hingga 2010, sehingga tidak mencakup periode waktu yang lebih baru. Oleh karena itu, penelitian lanjutan dengan menggunakan data yang lebih baru dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang mekanisme transmisi kebijakan moneter di Indonesia.

Jurnal Acuan: Nafisah Al Ali Daulay, Anthony Mayes dan Yusni Maulida (2013).

ANALISIS JALUR TRANSMISI BI RATE TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH DI INDONESIA,Pekanbaru,Universitas Riau.

Penulis : Diana Rezi Br. Lumbantoruan, Ira Veronika Girsang, Junita Perangin-Angin, Kristi Damayanti. G, Yuliana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun