Mohon tunggu...
kristanti simamora
kristanti simamora Mohon Tunggu... Guru - Guru Agama Katolik

Saya adalah Guru Agama Katolik yang sangat menyukai musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Bergerak, Berbenah dan Berbuah

14 Oktober 2024   15:14 Diperbarui: 14 Oktober 2024   15:14 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

GURU HARUS BERGERAK, BERBENAH DAN BERBUAH  DI MASA PANDEMI

Oleh: Kristanti Simamora, S.Ag

Quotes:  Mendidik butuh kekuatan RASA – NALAR – KEHENDAK / perbuatan

Salam Sejahtera bagi kita semua para pendidik yang luar biasa.

Pada kesempatan ini, saya ingin berbagi cerita tentang karunia yang sudah Tuhan berikan pada saya yaitu sebagai seorang pendidik. Awal saya menjadi seorang guru adalah pada tahun 2013, setahun setelah saya lulus dari Pendidikan saya. Saya merupakan guru di SD Katolik Santo Fransiskus Assisi Samarinda. Menjadi guru awalnya bukanlah pilihan saya, akan tetapi takdir berkata lain. Dan sekarang saya masuk dalam dunia Pendidikan dan sebagai guru merupakan karunia Tuhan yang harus saya syukuri, dan karunia yang diberikan itu harus dapat saya kembangkan dan pertanggung jawabkan. Setahun saya menjadi seorang guru saya memposisikan diri selayaknya seorang guru yang datang , mengajar lalu pulang. Tetapi setelah saya menonton kisah seorang guru di Thailand dimana guru tersebut melihat ada sosok anak yang super nakal di sekolahnya dibenci oleh gurunya. Saat itu  justru ada satu guru yang dengan sabar mendidik anak tersebut sampai menjadi siswa yang pintar. Seketika saya tersadar bahwa guru bukan hanya alat untuk mentransfer ilmu, melainkan menjadi inspirasi untuk siswanya dan bahkan untuk orang disekitarnya. Setelah itu saya belajar untuk menjadi seorang guru yang dapat menjadi inspirasi bagi siswa – siswi yang dipercayakan kepada saya.

Waktu demi waktu saya jalani dengan penuh rahmat walaupun banyak suka duka yang saya alami sebagai seorang guru. Akan tetapi saya meyakini Tuhan yang memilih saya untuk tugas mulia ini. Inspirasi tidak akan datang begitu saja, seorang anak akan terinspirasi dari seorang gurunya setelah mereka mengamati,melihat, mendengar dan timbulah keinginan untuk meniru dan mencotoh dari sosok yang mereka ilhami. Yaitu sosok guru inspirasi mereka. Butuh kesabaran, kerelaan, dan kemudahan dalam mengajar dan mendidik anak-anak bangsa untuk mencapai tingkatan ” Inspiring Teacher ”.  Tahun demi tahun selalu belajar menjadi guru yang inspiratif. Hakikatnya dari seorang guru adalah selalu belajar, belajar apa saja. Pada saat mengajar dan mendidik di kelas maupun di luar kelas, guru akan belajar memahami kondisi murid, belajar memahami situasi kelas, belajar materi, belajar berbagai metode dan media pembelajaran, maupun belajar yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan lainnya, agar transfer of knowledge dapat berjalan semestinya.

Akhir tahun 2019 lalu terjadilah Pandemi Covid – 19 yang melanda berbagai penjuru dunia di berbagai sektor kehidupan. Dan dunia Pendidikan ikut terimbas dari pendemi tersebut. Dunia Pendidikan adalah dunia kami yang seolah menghilang. Kegiatan belajar – mengajar di sekolah harus berhenti pada bulan maret 2020. Dan di saat itu saya menghadapi pilihan apakah pandemi ini saya rasakan sebagai bencana yang membuat saya harus menyerah dalam mengajar, tetapi setelah banyaknya dukungan dari insan – insan yang peduli dengan dunia Pendidikan membuat saya merasa bangkit kembali dan menganggap pandemi ini adalah stimulus / tantangan bagi saya dalam mendidik anak – anak. Awal terjadi pandemi saya bingung mau berbuat apa dan akhirnya saya memberikan tugas melalui WA group orang tua untuk diteruskan ke anak – anak, setelah itu mereka akan mengumpulkan Kembali tugas tersebut melalui WA group orang tua. Saya juga melakukan panggilan video per 8 anak untuk secara bergantian saya ajari. Setiap anak mendapatkan 1 kesempatan dalam seminggu melakukan pembelajaran menggunakan panggilan video karena keterbatasan waktu dan kuota anak maupun guru. Beberapa bulan kemudian saya menyediakan waktu bagi orang tua dan anak – anak untuk dapat sharing apapun baik dalam pembelajaran ataupun sikap selama belajar di rumah. Dan setelah saya melakukan itu banyak dari orang tua bercerita keluh kesah mereka yang harus menjadi guru di rumah. Masalah yang dihadapi orang tua lebih pada sikap anak yang tidak dapat dikontrol karena setiap pembelajaran harus online dan otomatis memegang Handphone setiap hari. Dan dari segi si anak, mereka mengatakan sangat susah menerima pembelajaran secara online dan jenuh belajar dengan penjelasan dan tugas – tugas.

Dan oleh sebab itu saya tidak ingin semakin membuat anak – anak menjadi bosan belajar sehingga saya selalu mencari cara bagaimana anak – anak dapat menikmati pemebelajaran secara online dengan tidak lagi mengatakan rasa bosan baik mencari materi  di internet maupun mengikuti pelatihan - pelatihan dari sekolah atau luar sekolah. Dan setelah itu mulai banyak diperkenalkan aplikasi zoom dan google meet serta google classroom yang dapat membuat pertemuan dengan kapasitas banyak orang yang bisa bertemu secara online serta pengumpulan tugas yang tertata di aplikasi google classroom. Dan hal baik ini saya ikutkan dan akhirnya dilatih pada teman – teman guru. Saya betul – betul mempelajari hal itu sehingga bisa saya lakukan saat saya mengajar di kelas online. Dan akhirnya semua anak dapat diajari dalam waktu bersamaan dan sekolah mendukung hal itu dengan memberi bantuan kuota kepada guru dan anak – anak yang kurang mampu. Saya sudah melakukan hal - hal yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir seperti mengembangkan lagi soal2 HOTS yang selama ini sudah dilakukan dan memberikan soal tentang memecahkan masalah. Mengelola pengalaman anak - anak dengan cara menyuruh anak – anak untuk mempresentasikan jawaban dan memberikan apresiasi saat mereka melakukan. Menciptakan suasana belajar seperti memberikan pertanyaan yang mudah dulu dan sesuai dengan materi yg diajarkan, mendengarkan jawaban mereka dan memberi pujian, mengajak bernyanyi dan bermain quiz ringan. Dan selama melakukan pembelajaran  seperti itu, banyak perkembangan yang terjadi pada anak. Sehingga walaupun masa pandemi banyak anak menorehkan prestasi di tingkat provinsi, Nasional dan Internasional walaupun dibimbing secara online guru pembimbing.

Dan hal baik Kembali lagi menghampiri saya dimana saya dipilih mewakili sekolah untuk mengikuti program guru inspiratif yang diadakan oleh pihak Komisi Pendidikan Konferensi Wali Gereja Indonesia. Banyak pengalaman yang saya dapat dari guru – guru yang mengikuti program tersebut. Bagaimana semangatnya guru – guru yang harus mengajar di pedalaman tanpa harus berkata lelah dan membuat saya terdiam akan situasi yang saya hadapi sekarang dimana saya harus bersyukur berada pada situasi Pendidikan yang masih baik. Mendengar cerita teman – teman guru saya akan berjanji bahwa saya harus bergerak, berbenah dan berbuah. Pandemi covid – 19 tidak boleh merenggut semangat saya dalam mencerdaskan anak bangsa. Semua materi pelatihan yang saya dapatkan selalu saya pelajari dan memperkenalkan kepada anak – anak seperti aplikasi – aplikasi yang mendukung pembelajaran.

Peran guru sangatlah penting dalam situasi dan kondisi apapun, terlebih lagi pada proses belajar mengajar di masa pandemi. Semangat bapak dan ibu guru akan menjadi inspirasi bagi para siswa, dalam menempuh beratnya pendidikan di masa pandemi. Guru biasa hanya bisa menceritakan. Guru yang baik mampu menjelaskan. Guru yang unggul mampu menunjukkan. Guru hebat bisa memberikan inspirasi. Mari kita bersama – sama  berdoa demi masa depan pendidikan di Indonesia. Salam Inspiratif

 

 

 

 

BIODATA  PENULIS

Kristanti Simamora adalah nama penulis cerita ini. Penulis lahir di Medan, 16 Desember 1990. Penulis menempu pendidikan dimulai dari SD Betania Medan (lulus tahun 2002) melanjutkan ke SMP Katolik Tri Sakti 2 Medan (lulus tahun 2005) dan SMA Negeri 11 Medan (lulus tahun 2008) serta menjadi alumni S1 Pendidikan dan Pengajaran Agama Katolik di STP St. Medan (lulus tahun 2012). Penulis juga merupakan seorang guru yang mengajar di SD Katolik Santo Fransiskus Assisi Samarinda dari tahun 2013 sampai sekarang. Dan tahun 2021 dipercayakan  menjadi Wakil Kepala Sekolah bagian  Kesiswaan. Di SD Katolik Santo Fransiskus Assisi Samarinda.

Pada tahun 2017, beliau pernah menerima penghargaan juara 2 dalam lomba pidato guru - guru sekalimantan timur dan Kalimantan Utara. Pidato yang dibawa adalah tentang bagaimana cara kita menggunakan bahasa Indonesia ddengan baik dan benar sesuai dengan harkat dan martabat dari bahasa Indonesia itu sendiri. Dan juga menjadi narasumber dibeberapa workshop yang diselenggarakan oleh sekolah katolik di Samarinda.

Pembaca tidak perlu sungkan untuk menyapa dan berkenalan dengan penulis karena penulis sangat ramah dan aktif dalam menggunakan media sosial. Pembaca bisa lebih dekat dengan penulis lewat akun sosial media facebooknya @tantisimamora dan Gmail, simamorakris1@gmail.com

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun