Mohon tunggu...
Gracideo Deus
Gracideo Deus Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - R3

hanya mas mas pelajar biasa

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Pindang? Ini Kerbau!

10 Mei 2022   10:23 Diperbarui: 17 Mei 2022   10:21 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo sobat! Tahukah kamu, bahwa di Kudus ada kuliner yang bernama pindang kerbau? Hayoloh, bingung gak tuh? Pindang kok Kerbau?

Kudus Kota Kretek, itulah semboyan kabupaten Kudus yang terletak di provinsi Jawa Tengah. Semboyan tersebut tak lain tak bukan karena Kudus yang memang terkenal dengan rokoknya. Siapa yang tak kenal dengan Hartono bersaudara? Dilansir dari Inews, keluarga tersebut memulai kejayaannya sejak leluhur mereka, Oei Wie Gwan terkenal sukses dengan bisnis perusahaan rokoknya di Kudus. Djarum.

Apakah di Kudus hanya terkenal dengan perusahaan-perusahaan tembakau saja? Tentu tidak. Kudus juga terkenal akan kuliner berbahan dasar daging kerbau, yang mungkin tidak terlalu lazim bagi beberapa orang. 

Makanan bertipe soto ini mempunyai rasa dominan manis. Kuah mengepul bersantan membuatnya bercitarasa gurih, ditambah dengan manisnya kecap menambah sedapnya makanan ini. Pindang kerbau biasanya disajikan dengan tambahan nasi hangat, daun so (melinjo), bawang merah dan putih goreng. Kalau kamu penikmat pedas, kamu juga boleh menambahkan sambar merah sesukamu. Citarasa kluwek dan kemiri yang diimbangi dengan cantik oleh ketumbar dan jintan, membuat pindang semakin spesial.. Pindang kerbau disajikan di piring yang beralaskan daun pisang. 

Oh ya, apakah kamu tahu mengapa daging kerbau menjadi bahan baku daging yang lazim di Kudus? Sejarah singkatnya, menurut cerita turun temurun, Sunan Kudus melarang jamaahnya untuk memakan daging sapi. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan karena dulu Kudus adalah daerah bermayoritas agama Hindu. Sejak datangnya Sunan Kudus dan Sunan Muria, masyarakat lebih memilih berkeyakinan Islam. Tetapi demi harmonisnya hubungan Islam-Hindu, Sunan menghimbau agar umatnya tetap menghormati sapi, sebagai hewan suci agama Hindu. Menurut tradisi, kemudian masyarakat setempat mengganti daging sapi dengan daging kerbau.

Kita telah membahas tentang asal muasal daging kerbau di Kudus. Sekarang mari kita bahas masalah pindang itu sendiri. apakah pindang itu? Menurut Bondan Winarno, pakar kuliner terkenal, pindang bisa merujuk pada kuah pindang yang bening kekuningan dengan rasa asam segar, seperti pindang patin. Bumbu pindang kerbau sendiri, mirip dengan bumbu rawon. Tak heran kalau kuahnya berwarna kecokelatan. Bedanya, pindang ini biasanya diberi santan encer, dan ditambahkan daun melinjo muda, seperti yang sudah saya katakan di awal tadi.

Masih penasaran? Kamu dapat menyantap hidangan ini cukup dengan mengeluarkan biaya kisaran lima belas ribu rupiah saja per porsi. Pedagang yang menjual pin-bo cukup banyak, jadi tak perlu risau kehabisan jatah. Pedagang umumnya juga menyajikan berbagai lauk tambahan. Seperti tempe goreng, sate usus, paru goreng, hingga kerupuk rambak (kerupuk kulit). Masih ragu menyantap daging kerbau? Tenang saja, beberapa pedagang juga menyediakan daging ayam sebagai penggantinya. 

Masih banyak lagi kuliner kerbau yang ada di Kudus. Seperti sate kerbau dan soto kerbau. Tak suka dengan daging kerbau? Kamu dapat mencoba Lentog, makanan lontong berkuah santan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun