[Nampi Rejo, 12 Januari 2024] – [KKN-PPM Institut Teknologi Sumatera Periode ke-12]
Tim KKN ITERA Desa Nampirejo mengadakan tes buta warna online menggunakan metode Ishihara dan sosialisasi stunting di Balai Desa Nampirejo, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur pada Jumat, 12 Januari 2024. Kegiatan ini diadakan sebagai bentuk jawaban dari permasalahan remaja di Desa Nampirejo dimana terdapat angka tingkat stunting yang cukup tinggi, beserta pembekalan bagi remaja di Desa Nampirejo dalam mempersiapkan kebutuhan karir di masa yang akan datang.
Implementasi Tes Buta Warna Berbasis Online Menggunakan Metode Ishihara Berbentuk Kuis Sederhana adalah langkah pertama yang bertujuan untuk mengindikasi adanya buta warna parsial pada remaja di desa Nampi Rejo. Buta warna parsial, juga dikenal sebagai daltonisme parsial, mengacu pada kondisi seseorang yang mengalami kesulitan dalam membedakan beberapa warna tertentu. Tes buta warna umumnya dilakukan saat seseorang ingin mendaftar pekerjaan atau perguruan tinggi, khususnya untuk profesi yang memerlukan ketajaman penglihatan warna seperti pilot, pramugari, atau pekerja di bidang desain grafis. Kerjasama dengan perangkat desa dan bidan desa Nampi Rejo diharapkan dapat mengembangkan kuis buta warna ini menjadi aplikasi medis sederhana yang dapat digunakan oleh remaja ketika ingin mengikuti tes buta warna. Program ini berhasil menarik perhatian remaja di Desa Nampirejo, seperti yang diucapkan Riris Amalia, Pemateri & PJ Program pada (12/01/2024), "Remaja di Desa Nampirejo sangat antusias untuk mengikuti serangkaian tes buta warna, dari sosialisasi tersebut juga membangun interaksi positif antara anggota KKN kelompok 152 dengan para remaja di desa tersebut mengenai kesehatan mata".
Selanjutnya, Mahasiswa Kelompok 152 KKN-PPM Institut Teknologi Sumatera Periode ke-12 mengadakan kegiatan sosialisasi stunting karena terdapat beberapa kasus stunting yang terjadi di desa Nampi Rejo, hal tersebut mendorong kami untuk membantu menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi seimbang pada anak, disertai dampak pernikahan dini yang berkaitan dengan kondisi stunting pada anak. Remaja menjadi sasaran utama terkait sosialisasi ini dikarenakan pada usia ini mereka berada dalam tahap perkembangan fisik, emosional, dan sosial yang penting. Pernikahan dini pada remaja dapat memiliki dampak serius terhadap kesehatan reproduksi dan perkembangan mereka. "Dari remaja yang hadir pun excited mendengarkan edukasi yang kami paparkan, harapannya semoga remaja dan masyarakat dapat paham dari yang kami sampaikan mengenai pernikahan dini yang menjadi salah satu penyebab stunting ini" ucap Karovia Latifah, Pemateri & PJ Program Sosialisasi Stunting (12/01/2024).
Tak hanya mahasiswa, Bidan Desa Nampirejo juga turut andil pada kegiatan ini dengan mengadakan pengecekan kesehatan remaja dan memberikan tablet penambah darah kepada remaja wanita yang hadir pada kegiatan ini. Tablet penambah darah sangat penting untuk remaja wanita karena pada masa pubertas, tubuh mereka mengalami pertumbuhan yang pesat dan memerlukan suplai darah yang cukup. Kekurangan zat besi atau anemia dapat memengaruhi kesehatan dan energi mereka, menyebabkan kelelahan, pusing, dan penurunan konsentrasi. Oleh karena itu, tablet penambah darah membantu memenuhi kebutuhan zat besi, mencegah anemia, dan menjaga kesehatan fisik serta kesejahteraan remaja wanita selama fase perkembangan yang krusial ini. Dimana dosis yang diberikan yaitu 1 minggu sekali ketika tidak menstruasi dan 1 hari sekali Ketika menstruasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI