Pendahuluan
Seperti kita ketahui bahwa lapangan pekerjaan umumnya didominasi oleh pekerja laki-laki. Menurut data yang ditorehkan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, jumlah pekerja perempuan setara dengan 38,98% dari total pekerja yang ada di Indonesia.Â
Presentasi tersebut menandakan bahwa tingkat partisipasi perempuan dalam ketenagakerjaan masih minim, jika disandingkan dengan laki-laki. Hal ini menyebabkan ketimpangan gender, yang masih kerap ditemui. Akibatnya, ruang eksplorasi untuk para perempuan dalam mencari nafkah masih belum memadai.Â
Kemudian tidak hanya itu, para disabilitas pun kerap dilanda kebingungan dalam menumbuhkembangkan keterampilannya. Supply dan demand pasar tenaga kerja masih belum berpihak terhadap para penyandang disabilitas. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran yang tinggi dan tingkat pendapatan yang rendah. Kemudian kondisinya sempat diperparah dengan terjangan pandemi covid-19 kemarin.Â
Maka daripada itu perlunya ruang eksplorasi yang menampung kesempatan kerjakerja untuk berbagai pihak. Perempuan dan penyandang disabilitas adalah pihak yang rentan terhadap terjangan-terjangan masalah ekonomi.Â
Dengan efek pandemi covid-19, yang masih membekas dan sekarang masih menjajaki pemulihan perekonomian nasional. Tentunya ini tidaklah mudah untuk dilalui, dalam geliat perekonomian nasional.Â
Berdasarkan Proyeksi Ketenagakerjaan dan Sosial Dunia ILO dalam Tren 2023 (Tren WESO), pertumbuhan lapangan kerja global hanya akan sebesar 1% pada 2023, kurang dari setengah pertumbuhan pada 2022. Ini tidak terlepas dari rangkaian peristiwa-peristiwa global, yang memberikan efek domino terhadap kurva  perekonomian global.Â
Multiplier effect menyumbang dana APBN sekaligus tumbuhkan kewirausahaan
Pada 17 Oktober 2023 kemarin, diperingati sebagai hari Pengentasan Kemiskinan Internasional. Selaras dengan momentum ini, perjuangan panjang telah dilakukan oleh Industri  tembakau dan produk turunannya Sigaret Kretek Tangan (SKT). Segmen manufaktur ini, mampu memberikan jawaban terhadap tantangan-tantangan yang ada di depan mata.Â
Kabar baik tengah berhembus bahwa kemiskinan di Indonesia semakin terus mengalami penurunan. Pernyataan ini dikeluarkan oleh BPS, bahwa dari 9,57 di bulan September 2022 menjadi 9,36 di bulan Maret 2023. Data yang menuju level prapandemi dan tren surplus neraca perdagangan yang masih berlanjut. Hal ini tidak terlepas dari peran serta industri tembakau beserta produk turunannya Sigaret Kretek Tangan (SKT) terhadap menurunnya kemiskinan di Indonesia.Â
Ketua Umum AMTI I Ketut Budhyman Mudhara dalam acara Ngopi Bareng Media, di Jakarta, Jumat, mengungkapkan industri hasil tembakau (IHT) menjadi tumpuan hidup bagi 6 juta tenaga kerja, mulai dari petani, pekerja manufaktur hingga pekerja sektor kreatif.