Mohon tunggu...
Lia Melankolia
Lia Melankolia Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Tulis, tulis, dan tulis

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengatur Uang yang Cepat Boncos dengan Menerapkan 10-20-30-40

20 September 2023   11:04 Diperbarui: 20 September 2023   11:10 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Uang gampang banget hilang, dan bingung bagaimana untuk melunasi paylater yang cukup memusingkan. Uang "ugal-ugalan" seretnya, tidak teratur kalau menuju tanggal tua, bagaimana untuk menanganinya?" Ucap dari seorang karyawan di perusahaan biasa, dengan gaji UMR. 

Dia mengikuti saran dari berbagi pihak, baik dari sosial media maupun teman-temannya. Bahwa "setiap orang perlu untuk melek uang. Uang yang bisa bergerak." Selain dirinya yang selalu giat bekerja dari pagi hingga menjelang malam. Ia tergiur dengan yang namanya investasi, hal ini karena banyak benefit yang akan menopang hingga mampu menggeser penghasilan utamanya. Ia tidak akan bersusah-susah untuk bekerja sampingan yang memberatkan tenaga. Karena akses untuk melakukan investasi, cukup mudah tinggal membuka handphone investasi pun jadi. 

Kemudian ia selalu menyempatkan untuk melakukan self reward ataupun hangout bareng teman kerja sehabis pulang kerja. Karena untuk mempererat konektivitas, membangun chemistry secara kekeluargaan sangat diperlukan.

Kalo mengenai budget pakai uang yang ada di ATM, kalau tidak ada ya bisa pakai alternatif lain dengan paylater. Toh, sekarang kebutuhan dasar seperti sabun, pasta gigi, bahkan make up bisa beli ke marketplace, tinggal pilih saja mau hijau atau orange, punya karakternya tersendiri. Self reward harus selalu dilakukan, seperti membeli sepatu yang disuka. Yang penting sudah dalam kesempatan yang tepat, tidak peduli harga, yang penting suka saja. Toh, uang, ya uang sendiri ini. Bukan ngutang ke teman kontrakan. 

Selain itu, mengirimkan uang ke orang tua, harus rutin dilakukan. Meskipun tidak seberapa yang penting ngasih, terutama yang paling pokok membayar listrik di rumah. 

Kelola uang biar terarah

Ilustrasi mengelola uang dalam keadaan mengkhawatirkan | pexels.com/ Dina Nasyrova
Ilustrasi mengelola uang dalam keadaan mengkhawatirkan | pexels.com/ Dina Nasyrova

Bagaimana ya mengelola uang yang baik agar tidak terseok-seok lagi menuju tanggal tua. Karena kadang kebingungan setengah mati, apalagi kalau sudah sendirian di kontrakan. Karyawan ini ingin mengelola keuangannya dengan baik, meskipun memang pengeluaran tadi belum dikalkulasikan juga dengan biaya kontrakan dll. Dan tidak lupa untuk memasukkan cicilan berupa paylater yang menggunung itu. Kalau diperhatikan secara seksama, ternyata sudah mencapai angka jutaan paylater ini. Self Reward berkedok boros, membuat penyesalan diakhir dan membuat kelabakan bagaimana untuk melunasinya. 

Lagu lawas lagi yang berdendang, "penyesalan datangnya diakhir, kalau di awal namanya pendaftaran. "

Ternyata kebiasaan hangout, juga pelan-pelan menguras isi dompet, yang hasilnya menghasilkan duit receh. Tapi, gimana ya masa menolak ajakan, kan tidak enak ke teman-teman. Untuk menyiasati perihal ini, mulai sekarang mencoba untuk sedikit membatasi. Tidak terlalu sering saja, tapi tetep kok bisa hangout juga, biar nantinya tidak kaku kalau ngobrol dan berbincang hal-hal lain. 

Sekarang mulai menerapkan budgeting pengeluaran, dengan sistem 10-20-30-40 dari pendapatan yang dimiliki. 10% untuk biaya sosial; 20% untuk tabungan, investasi, dan proteksi; 30% untuk cicilan utang; dan 40% untuk biaya rumah tangga.

10% untuk biaya sosial meliputi memberikan kepada keluarga, melakukan amal jariyah terhadap sesama. Bagian ini ada kecocokan terutama sandwich generation, karena ada biaya untuk memberikan kepada keluarga. 

20% untuk penyimpanan di masa depan, yang meliputi: tabungan, investasi, dana darurat, dan asuransi. Penyimpanan ini untuk dana di masa depan dan menanggulangi ketidakpastian, yang tidak terduga. Disini juga ada bagian investasi, "menggerakan uang".

30% untuk cicilan utang, meliputi: biaya kontrakan, paylater, dan sebagainya. Yang terjerat pinjol sekala kecil, bisa pakai referensi 30% ini. 

40% untuk kebutuhan pokok, yang didalamnya meliputi: makan, transportasi, tagihan listrik. Kebutuhan pokok ini yang sifatnya yang paling mendasar, yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Kalau untuk hangout dan self reward bisa diambil dari referensi 40%. Hangout dan self reward disesuaikan dengan budget saja, tidak perlu untuk memaksakan. Keseringan hangout dan self reward jatuhnya akan boros, keluar dari esensi yang awalnya. 

Tapi, bagaimana jika kebutuhan untuk transfer kepada keluarga lebih besar dari sistem ini? ya tinggal di switch saja, sesuaikan dengan kebutuhan mendesak dari masing-masing orang. Ini kan referensi umum, dan kebutuhan dikembalikan kepada masing-masing orang. 

Referensi:

Flinplan. 6 April 2023. Yuk Atur Pengeluaranmu Setelah Gajian. https://www.instagram.com/p/CqrI_cQSIsS/?utm_source=ig_web_copy_link

Luarsekolah. 28 Agustus 2023. Kebiasaan Anak Muda yang Bikin Boncos. https://www.instagram.com/p/CwecqWzpaxD/?utm_source=ig_web_copy_link&igshid=MzRlODBiNWFlZA==

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun