Mohon tunggu...
Lia Melankolia
Lia Melankolia Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Tulis, tulis, dan tulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Proses Bertumbuh Banyak Tidak Enaknya, Kamu yang Mana?

16 September 2023   12:07 Diperbarui: 16 September 2023   12:10 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kelelahan | pexels.com/Polina Zimmerman

Proses bertumbuh tidak akan jauh-jauh hubungannya dengan Growth mindset. Growth mindset itu, bagaimana bisa mengembangkan diri untuk menggali potensi dalam diri untuk selalu berkembang.

Dilihat dari dimaknai oleh pengalaman dari masing-masing individu, penemuan skill, keterampilan, ilmu, yang tidak terpikirkan sebelumnya. Karena terus diasah, ditempa, tanpa merasa bisa menggenggamnya dengan mudah. Dalam proses bertumbuh ini, memang diperlukan kerja keras dan dedikasi yang tinggi. 

Dalam perjalanannya, proses bertumbuh ini, penuh perjuangan juga. Niat yang baik akan menghasilkan output yang baik. Semua tergantung niat, tapi eits...., banyak juga kejadian-kejadian dari niat dan output ini, yang tidak mengenakan. 

Misalkan begini, ada dua saudara kandung bernama A dan B, yang memiliki pribadi yang berbeda dalam memandang pengalaman tentang sekolah mereka. 

Si A bilang, kalau sekolah cukup menguras energi, karena reseptor pendengaran yang di miliki A lebih peka. Si A, akan merasa kelelahan bahkan burnout setiap kali suara beranekaragam masuk ke telinganya.Sekolah tempat orang mengemukakan pendapat yang berbeda-beda, yang tak jarang juga adanya perlawanan suara. 

Sedangkan si B, suka bermain dengan orang yang berbeda pendapat, suka nongkrong-nongkrong pula di belakang kelas. Si B menganggap, kalau sekolah adalah taman bermain, sekolah adalah masa muda yang menyenangkan.

Kemudian, terjadilah percakapan yang cukup dalam antara si A dan si B. Si A bilang, "saya kadang merasa capek banget sehabis sekolah", si B bilang, " Hah capek, saya mah kayak bermain kali kalau ke sekolah. Datang ke sekolah sama dengan kayak main. Yang penting tidak perlu ambil pusing. "

Jadi, si A ini kurang berkembang gitu, karena kecapekan melulu ketika di sekolah. Ya, tidak juga kali. Si A juga mengalami perkembangan ketika di sekolah, seperti pengetahuan berhitungnya, pengetahuan IPA dan IPS nya bertambah ketika di sekolah. Hal itu karena meskipun, si A merasa terkuras di kelas ia selalu berusaha untuk bisa mempelajari pelajaran di kelas, agar meningkatkan wawasan yang menjadi bekal si A, bahwa ia hanya satu titik dalam alam semesta yang maha luas. 

Hal yang tidak enak ketika tengah proses bertumbuh

Ilustrasi kelelahan | pexels.com/Polina Zimmerman
Ilustrasi kelelahan | pexels.com/Polina Zimmerman

Ketika belajar untuk proses bertumbuh tidak serta merta kemulusan yang akan dilalui. Kita yang pada mulanya berekspektasi, kalau berproses, hanya yang akan dilalui "cukup belajar" Saja tanpa ada iming-iming yang lain.

Tertekan, bosan, stress, bahkan putus-asa, kayaknya tidak. Karena niatnya kan belajar, bukan mendatangkan perasaan-perasaan negatif semacam itu. Kita cukup untuk berfikir positif saja. 

Siap, tidak siap, rasa bosan, capek, tertekan, kelelahan bahkan putus-asa yang "tidak terpikirkan sekalipun", pasti dialami ketika sedang proses bertumbuh. 

Ternyata realitanya, jalan yang dilalui adalah kesukaran, seperti merasa tertekan ketika sedang belajar. Kita akan berusaha dengan keras untuk memahami suatu pelajaran, karena itu tidak mudah. Tidak sekali dua kali, langsung bisa. Mungkin ada yang satu kali bisa, tapi ada juga yang membutuhkan waktu berminggu-minggu lamanya, untuk bisa memahami pengetahuan. Kegagalan juga akan selalu ada ketika kita tengah melakukan proses bertumbuh. 

Ketika kita masih di bangku Sekolah Menengah Pertama, kita berekspektasi, kalau nanti sudah masuk Sekolah Menengah Atas, cerita kita akan indah, selalu bersemangat karena semangat anak muda yang sedang ranum-ranumnya. 

Seindah kisah romansa anak remaja yang tengah kasmaran. Mungkin disini ada yang merasakan bahwa cerita SMA, masa yang indah untuk selalu di kenang, disini juga ada yang masih betah melajang padahal sudah berusia matang, dan disini juga ada yang terkena toxic relationship yang dilakukan oleh pasangannya. 

Ternyata, selalu struggle-struggle dan struggle. Bingung mau kemana, mencari jati diri, bahkan kadang-kadang tanpa disadari, dan tidak tahu teorinya, padahal pemahamannya menempuh jalan hidup mungkin sama dengan yang dilakukan Nietzsche, yang terkenal dengan nihilismenya. 

Yah, lagu cerita anak SMA, tidak mutlak selalu indah untuk semua kalangan, namun tidak sedikit juga yang merasakan keindahannya untuk selalu dikenang sampai masa tua. 

Dan di dalam ketidak indahan, dan tidak sesuai harapan itu kita bisa ambil pelajaran, bahwa kita selalu berproses untuk selalu bertumbuh.

***

Referensi:

Socialkreatif. 21 Juni 2023. Bertumbuh. https://www.instagram.com/p/CtwFGL1SHDO/?utm_source=ig_web_copy_link&igshid=MzRlODBiNWFlZA==

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun