Mohon tunggu...
Lia Melankolia
Lia Melankolia Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Tulis, tulis, dan tulis

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Susah-susah Gampang, Memisahkan Urusan Pribadi dengan Pekerjaan

15 September 2023   18:44 Diperbarui: 15 September 2023   19:53 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tidak bisa memisahkan urusan kantor dan pribadi | pexels.com/Andrea Piacquadio

Lagi sibuk-sibuknya bekerja, tiba-tiba triiiing....., ingat masalah pribadi yang menghinggapi, malah si masalah membuat cerita. Kok saya tidak fokus ya ketika mengerjakan jobdesk yang merupakan tugas saya. 

"Pokoknya jangan lagi mengingat masalah, pokoknya tidak tepat, pokoknya bukan tempatnya, pokoknya tidak produktif." Ujung-ujungnya ngedumel lagi "Kok, masalah tidak hilang-hilang ya, malah menggerayangi. "

Udah lah, kerjain aja lagi, kerjaan yang ada di depan mata. Fokus tidak fokus pada kerjaan, pikiran entah melayang kemana, tapi toh otak juga bisa kok mengerjakan tugas. 

Pokoknya kerjain, pokoknya kerjain, pokoknya kerjain, gitu aja sampai beres sesuai deadline. Pikiran berbicara lagi, "Enak kali ya kalau bisa sedikit saja ada jeda gitu, agar pas ngerjain tugas tidak bentrok sama urusan pribadi."

Susah deh, kayaknya. 

Dikutip dari theconversation, serial Apple TV Severance, menampilkan sekelompok karyawan di perusahaan Lumon Industries bisa memisahkan antara urusan pekerjaan dengan urusan kehidupan pribadi masing-masing. 

Pokoknya begini, ketika para karyawan tepat berada di bangku kantor, mereka tidak mengingat apa pun tentang dunia luar yang bukan urusan kantor. Tapi ketika mereka "para pekerja" Sudah berada di rumah, maka mereka tidak mengingat sesuatu apa pun tentang pekerjaan. 

Dalam serial ini, para karyawan menjalani prosedur medis yang dinamakan severance (pemutusan), yang artinya "membersihkan" pikiran mereka. 

Tentu, itu cerita yang bagus dan menarik untuk kita perhatikan, dan bisa dilihat juga kira-kira apa sih yang bisa relate. Apa yang bisa kita ambil untuk di aplikasikan dengan kebiasaan kita, sebagai warga pekerja. 

Tapi, kayaknya lagi-lagi susah juga. Pikiran kita suka sekali untuk mengaitkan fenomena-fenomena yang terjadi. Satu titik kejadian, pasti akan mengingatkan kejadian yang pernah dialami. Dilansir dari Alodokter, dibagian otak ada bagian yang berfungsi untuk menyimpan memori, bagian ini disebut hippocampus. 

Cerita perkantoran yang cukup memperkeruh pikiran juga, sangat sulit menjauhkan privasi dengan profesionalisme kerja. Saya dekat dengan seorang teman, tentu teman saya ini lawan jenis. Dia orang yang perhatian, kalau apa-apa jika saya menghubungi dia, dia selalu sigap. Baik itu urusan kantor, ataupun jika sudah pulang masing-masing ke kontrakan. 

Pokoknya selalu ada dalam setiap kesusahan yang saya lewati dan teman curhat, yang siap menampung apapun cerita saya. Saya kira dia memiliki perasaan lebih, soalnya begitu perhatian. Saya menaruh hati terhadap dia. Tapi, ternyata dia malah naksir, sama teman kami di kantor. Saya terjebak friendzone, saya jadi bingung sendiri. Apa yang harus saya lakukan? 

Sedikit demi sedikit menempatkan urusan pribadi dengan kerjaan

Ilustrasi mulai bagi urusan pribadi dengan pekerjaan | freepik.com/ tirachardz
Ilustrasi mulai bagi urusan pribadi dengan pekerjaan | freepik.com/ tirachardz

Situasi yang saya alami, membuat saya susah untuk melangkah. Kadang bengong, dan saya memang terkadang menyalahkan perasaan saya sendiri. Bagaimana membagi ranah privasi dengan tugas kerja yang menuntut untuk bersikap profesional? 

Perlu mengingat kembali, apa tujuan saya untuk bekerja di perusahaan ini. Apa kebutuhan dan kewajiban saya. Kalau saya resign, apakah saya sudah mempersiapkan segala resiko yang akan saya hadapi. Dan saya ingat kembali, bahwa ada tunggakan pay later yang menumpuk. Kalo saya pindah kerja, apakah saya bisa lolos BI-Checking, soalnya saya banyak utang pay later. Itulah motivasi saya untuk tetap bisa profesional, antara perasaan pribadi dengan pekerjaan. 

Selain masalah yang sangat pribadi tadi, masih ada juga masalah-masalah yang dianggap kecil lain yang bisa menghambat produktivitas kerja. Namun, masih ada cara untuk bisa mengurangi keterlibatan mencampur adukan masalah pribadi dengan pekerjaan. Kita bisa, tidak mengaktifkan notifikasi whatsapp dari orang yang sekiranya mengganggu di kala sedang bekerja. 

Mengurangi untuk melihat instagram atau tik-tok di kala terdapat jeda waktu setelah tugas selesai dikerjakan. Dan sebisa mungkin untuk menyelesaikan tugas deadline tetap di kantor, tidak di bawah ke rumah. Rumah tetaplah rumah. Rumah tempatnya untuk berstirahat, setelah lelah dari menuntaskan pekerjaan dari kantor. 

Referensi:

Alodokter. 17 Maret 2021. Mengenal Hippocampus, Bagian Otak yang Penting untuk Menyimpan Memori. https://www.alodokter.com/mengenal-hippocampus-bagian-otak-yang-penting-untuk-menyimpan-memori#:~:text=Kesehatan-,Mengenal%20Hippocampus%2C%20Bagian%20Otak%20yang%20Penting%20untuk%20Menyimpan%20Memori,emosi%20ke%20dalam%20ingatan%20tersebut.

Theconversation. 15 Mei 2023. Memisahkan kehidupan pribadi dan pekerjaan tidaklah mungkin - dan itu belum tentu buruk. https://theconversation.com/memisahkan-kehidupan-pribadi-dan-pekerjaan-tidaklah-mungkin-dan-itu-belum-tentu-buruk-205479

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun