Ternyata hal-hal yang telah disebutkan di atas membuat konflik baru, yang tidak terpikirkan kembali oleh saya. Yah, di dunia yang baru pasti ada konflik yang baru juga. Dan itu berkelindan, beriringan. Kebutuhan dasar seperti sandang-pangan tidak dapat saya pungkiri wajib adanya. Penghasilan untuk mendapatkan uang mutlak adanya. Saya jadi kesulitan untuk menjalankan hobi yang saya tekuni ini.Â
Yah, terkadang juga saya terjebak dalam zona nyaman. Yang penting saya merasa senang dengan apa yang saya lakukan, saya tidak akan mematok harga yang dalam. Saya cepat berpuas diri. Tapi eng-ing-eng, tara...., ternyata tuntutan luar tidak sejalan dengan apa yang saya inginkan dan saya harapkan. Dan, saya stuck di situ-situ saja, tidak berkembang ke yang lebih tinggi.Â
Mungkin saya harus turunkan ego dan ekspektasi saya untuk memaksakan senang pekerjaan. Karena kesenangan yang "dipaksakan untuk senang", itu juga suatu bentuk penipuan. Menipu diri sendiri itu istilah yang cocok. Saya harus membuat cara lain agar saya tetap tidak membebankan pekerjaan agar harus senang karena pekerjaan selamanya pasti ada tekanan yang tidak dapat diganggu gugat keberadaannya.Â
Saya wajib membuat sekat, space yang tebal antara hobi dan pekerjaan.Â
Saya buat ruang agar saya bisa melanjutkan hobi agar tetap waras dan tetap nyaman sesuai arahan saya, dan saya harus terus melanjutkan skill saya untuk menyambung hidup yang mendapatkan tuntutan-tuntutan dari dunia luar.Â