Mohon tunggu...
Lia Melankolia
Lia Melankolia Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Tulis, tulis, dan tulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Gen-Z Bisa Mengurangi Polusi Udara Jakarta dengan Gaya Hidup Berkelanjutan

29 Agustus 2023   12:17 Diperbarui: 29 Agustus 2023   12:21 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi generasu-Z | pexels.com/cottonbro studio

Polusi udara tercatat meningkat di tahun 2023 ini, dengan Indeks 168 bahkan menjadikan Jakarta sebagai juara ke-2 dengan kualitas udara terburuk dunia. Beda tipis lah ya, dengan negara tetangga India yakni Bangladesh yang berindeks 169. Terdengar meriah dengan kata-kata "juara", tapi tentunya kita tidak bisa berbangga hati. Ini PR untuk warga Jakarta "khususnya" dan kita semuanya sebagai warga negara Indonesia, kalau kualitas udara kita sedang tidak baik-baik saja.

Polusi udara ini tentunya yang paling terburuk di tahun 2023, yang membuat Jakarta kian mengkhawatirkan dan dalam posisi genting. Bagaimana tidak coba? Banyaknya pengguna kendaraan bermotor yang tentunya meningkatkan emisi gas, industri besar seperti pabrik dan PLTU, dan pembakaran sampah rumah tangga.

Polusi udara jakarta bagi kesehatan tentunya tidak bisa dianggap remeh bin enteng, karena bisa menyebabkan penyakit penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), meskipun biasanya didalam ruangan menggunakan AC yang bikin adem atau kipas angin yang menyejukkan, tapi kan itu di dalam ruangan saja.

Apalagi kita menuju tempat kerja, atau nongki bareng temen di mall pasti desak-desakan dong dijalan. Polusi udara di Jakarta ini, dapat membahayakan kesehatan sebanyaknya 10,5 juta penduduk. Itu yang tercatat secara administratif, belum lagi yang datang dari pelosok untuk mengadu nasib di Jakarta.

Apa sih yang bisa diperbuat generasi-Z?

Ilustrasi generasu-Z | pexels.com/cottonbro studio
Ilustrasi generasu-Z | pexels.com/cottonbro studio

Hingar bingar ibukota Jakarta tidak akan jauh-jauh rasanya dengan keberadaan para "gen-Z". Para gen-Z tentu memeriahkan hingar bingar ibukota, seperti: menimba ilmu, bekerja, dan dunia hiburan. Jadi memang keberadaan gen-Z ini sangat diperhitungkan lho dalam lalu lalang kota Jakarta. Sebagai Gen-Z kita bisa berperan aktif dalam mengurangi polusi udara, yaitu dengan menerapkan gaya hidup berkelanjutan. 

Apa tuh gaya hidup berkelanjutan itu? Gaya hidup berkelanjutan adalah suatu upaya yang dilakukan untuk meminimalis penggunaan energi. Dengan kata lain "menggunakan energi secukupnya saja." Dan jika tidak penting dan mendesak lebih baik, dicopot saja. Perilaku yang bisa dilakukan dalam rangka gaya hidup berkelanjutan ini misalnya: berangkat kerja menggunakan transportasi umum CommuterLine dan busway demi mengurangi polusi udara kendaraan bermotor. 

Meskipun rasanya capek, berdesak-desakan dengan kerumunan orang di stasiun. Tidak apa-apa ya, itung-itung olahraga saja biasanya juga rebahan terus di kamar. 

Dan buat perantau yang biasanya ngontrak, kurang-kurangin buat ngebakar sampah. Karena membakar sampah menghasilkan gas CH4 dan CO2 yang mencemari udara. Pokoknya rutin aja bayar sampah/bulan, biar tidak bau apek di depan kontrakan. 

Ilustrasi gaya hidup berkelanjutan dengan mencopot HP sehabis di charger (Pixabay.com/nickypung)
Ilustrasi gaya hidup berkelanjutan dengan mencopot HP sehabis di charger (Pixabay.com/nickypung)

Gaya hidup berkelanjutan lainnya yang bisa dilakukan ialah dengan mencopot charger hp yang tidak terpakai, mematikan listrik dan kipas angin. 

Ini sih yang paling sering dilakukan Gen-Z dengan mencharger HP semalaman, tapi kemudian ketika keluar rumah atau bahkan ditinggal sebentar saja ke dapur charger HP tidak dicopot. Walhasil, energi digunakan secara tidak optimal dan tidak semestinya.

Kalau keluar rumah juga bisa dengan mematikan listrik atau kipas angin, jika tidak dipakai lagi. Heman lho, energi listrik yang tidak terpakai itu dihambur-hamburkan gara-gara menganggap spele mematikan sakelar. Itu lambat laun, bisa-bisa tunggakan listrik membengkak lho. Meskipun terdengar secara "sepele" hanya dengan melakukan hal-hal kecil kita bisa lho, dapat mengurangi polusi udara. 

Pemerintah pada saat ini tengah membuat hujan buatan dengan modifikasi cuaca. Sehingga turun hujan di wilayah Jabodetabek, seperti: Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi. Namun, Rusmawan Suwarman, sebagai anggota kelompok keahlian sains atmosfer di Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB, berujar bahwa " hujan buatan ini dapat membantu menurunkan polusi, tapi ini hanya jangka pendek dan bukan jangka panjang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun