Polusi udara tercatat meningkat di tahun 2023 ini, dengan Indeks 168 bahkan menjadikan Jakarta sebagai juara ke-2 dengan kualitas udara terburuk dunia. Beda tipis lah ya, dengan negara tetangga India yakni Bangladesh yang berindeks 169. Terdengar meriah dengan kata-kata "juara", tapi tentunya kita tidak bisa berbangga hati. Ini PR untuk warga Jakarta "khususnya" dan kita semuanya sebagai warga negara Indonesia, kalau kualitas udara kita sedang tidak baik-baik saja.
Polusi udara ini tentunya yang paling terburuk di tahun 2023, yang membuat Jakarta kian mengkhawatirkan dan dalam posisi genting. Bagaimana tidak coba? Banyaknya pengguna kendaraan bermotor yang tentunya meningkatkan emisi gas, industri besar seperti pabrik dan PLTU, dan pembakaran sampah rumah tangga.
Polusi udara jakarta bagi kesehatan tentunya tidak bisa dianggap remeh bin enteng, karena bisa menyebabkan penyakit penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), meskipun biasanya didalam ruangan menggunakan AC yang bikin adem atau kipas angin yang menyejukkan, tapi kan itu di dalam ruangan saja.
Apalagi kita menuju tempat kerja, atau nongki bareng temen di mall pasti desak-desakan dong dijalan. Polusi udara di Jakarta ini, dapat membahayakan kesehatan sebanyaknya 10,5 juta penduduk. Itu yang tercatat secara administratif, belum lagi yang datang dari pelosok untuk mengadu nasib di Jakarta.
Apa sih yang bisa diperbuat generasi-Z?
Hingar bingar ibukota Jakarta tidak akan jauh-jauh rasanya dengan keberadaan para "gen-Z". Para gen-Z tentu memeriahkan hingar bingar ibukota, seperti: menimba ilmu, bekerja, dan dunia hiburan. Jadi memang keberadaan gen-Z ini sangat diperhitungkan lho dalam lalu lalang kota Jakarta. Sebagai Gen-Z kita bisa berperan aktif dalam mengurangi polusi udara, yaitu dengan menerapkan gaya hidup berkelanjutan.Â
Apa tuh gaya hidup berkelanjutan itu? Gaya hidup berkelanjutan adalah suatu upaya yang dilakukan untuk meminimalis penggunaan energi. Dengan kata lain "menggunakan energi secukupnya saja." Dan jika tidak penting dan mendesak lebih baik, dicopot saja. Perilaku yang bisa dilakukan dalam rangka gaya hidup berkelanjutan ini misalnya: berangkat kerja menggunakan transportasi umum CommuterLine dan busway demi mengurangi polusi udara kendaraan bermotor.Â
Meskipun rasanya capek, berdesak-desakan dengan kerumunan orang di stasiun. Tidak apa-apa ya, itung-itung olahraga saja biasanya juga rebahan terus di kamar.Â
Dan buat perantau yang biasanya ngontrak, kurang-kurangin buat ngebakar sampah. Karena membakar sampah menghasilkan gas CH4 dan CO2 yang mencemari udara. Pokoknya rutin aja bayar sampah/bulan, biar tidak bau apek di depan kontrakan.Â