Dahulu, di mata siswa Guru BK dipandang sebagai Guru yang hanya menangani siswa yang bermasalah, menjadi Guru yang suka menghukum, galak dan ditakuti banyak siswa. Â Ramdzi (dalam Anas Salahudin 2010:229) memaparkan kesalahpahaman BK dalam dunia pendidikan yaitu:Â
1) Bimbingan dan konseling hanya pelengkap kegiatan pendidikan. 2) Guru bimbingan dan konseling di sekolah adalah "polisi sekolah". 3) Bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk siswa tertentu saja. Padahal, menurut Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 tujuan layanan Bimbingan dan Konseling yaitu membantu peserta didik/konseli agar dapat mencapai kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya serta menjalankan tugas-tugas perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karir secara utuh dan optimal. Jadi dengan kata lain, tugas Guru BK bukan hanya menangani siswa bermasalah, namun lebih ditekankan pada bagaimana Guru BK mampu membantu siswa untuk mengembangkan diri secara optimal.Â
Lalu, bagaimana menjadi Guru BK yang diharapkan siswa di jaman sekarang? Terlebih di era milenial ini, penggunaan media dalam memberikan layanan BK dapat menarik perhatian siswa. Guru BK harus pandai membuat suasana pemberian layanan terutama layanan klasikal menjadi hal yang menyenangkan dan tidak membosankan siswa, sehingga siswa dapat menganggap ketika Guru BK masuk ke kelas itu suasananya tidak menegangkan. Lalu, bagaimana caranya menjadi Guru BK yang menyenangkan dan disukai siswa? Berdasarkan pengalaman, berikut ini akan diceritakan cara menjadi Guru BK yang menyenangkan dan dirindukan oleh siswanya,
1. Jadilah Pendengar yang Baik
Mendengarkan semua permasalahan siswa dengan baik, adalah salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh Guru BK. Jadi, Guru BK harus menjadi pendengar yang baik, sehingga siswa menjadi nyaman mengutarakan keluh kesah, kebingungan dan permasalahan yang dialami siswa. Ketika mendengarkan siswa bercerita, maka tugas Guru BK mengaplikasikan keterampilan dasar konselingnya, yaitu mendengarkan dengan tulus dan tidak mengabaikan siswanya.
2. Terima Siswa tanpa Syarat
Apa itu menerima tanpa syarat? Menerima tanpa syarat adalah Guru BK menerima segala apapun yang ada pada siswanya. Ketika siswa menemui Guru BK berarti siswa membutuhkan Guru BK untuk melaksanakan bimbingan ataupun konseling, maka dari itu dengan siswa sudah datang saja harusnyaa Guru BK tidak boleh mengomentari siswa tersebut, apalagi mengomentari secara fisik termasuk penampilannya. Guru BK harus bisa memberikan kesan penerimaan, sehingga ada perasaan dari siswa untuk datang lagi menemui Guru BK.
3. Bersahabat dengan Siswa
Guru BK akan dirindukan dan menjadi idaman siswanya apabila bisa menempatkan diri dengan siswanya dan bisa menjadi sahabat yang baik. Seperti halnya seorang sahabat, maka Guru BK harus berusaha untuk mengerti keadaan siswanya, memahami perasaan siswa, mendengarkan keluh kesah siswa, dan tidak boleh menghakimi siswa. Untuk masuk ke dunia siswa dan dekat dengan siswa bukanlah hal yang mudah, maka Guru BK harus punya strategi dan cara dekat dengan siswa. Misalnya, Guru BK suka memberikan candaan di kelas sehingga siswa menjadi nyaman dengan Guru BK dan lama-kelamaan dekat dengan Guru BK, serta bisa menyampaikan segala hal tanpa ragu ke Guru BK.Eeeiittss.... tapi bersahabat dengan siswa harus tahu batasannya yaa, karena tugas Guru BK adalah membantu memandirikan siswa.
4. Menampilkan Media Layanan yang tidak Membosankan
Guru BK biasanya diberikan 1 jam pelajaran untuk masuk ke kelas. Dengan adanya kesempatan masuk ke kelas, maka Guru BK harus memkasimalkan waktu 1 JP itu untuk memberikan layanan yang menyenangkan dan berkesan bagi siswa. Dalam hal ini, tugas Guru BK adalah menampilkan media layanan yang tidak membosankan. Misalnya dengan media permainan sederhana seperti membuat kartu kejujuran dengan sepotong kertas yang kemudian dimainkan kartu kejujuran tersebut. Menggunakan media selembar kertas untuk belajar mengenali orang lain, dengan selembar kertas itu kemudian diputar satu kelas dan setiap siswa diminta untuk menilai temannya secara jujur. Yang menerima penilaian dapat digunakan sebagai bahan intripeksi diri sehingga siswa tersebut tau di mata teman-temannya dia adalah anak yang seperti apa.Jadi, kekreativan Guru BK dalam penggunaan media BK Â yang simpel dan sederhana menjadi kunci keberhasilan layanan BK di kelas.
5. Menjadi Guru BK yang Ramah dan mempunyai Empati ke Siswa
Siswa tentunya akan merasa senang apabila disapa oleh Gurunya, dan sebaliknya Guru BK akan lebih senang apabila siswanya selalu menyapa dan mencari Guru BKnya. Menjadi Guru BK yang ramah berarti Guru BK harus murah senyum, menanyakan kabar peserta didik ketika memberikan layanan, Guru BK harus tegas tanpa memberikan kesan galak kepada siswanya. Sedangkan menjadi Guru BK yang mempunyai empati adalah Guru BK mampu memahami apa yang dirasakan oleh siswanya, mampu melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain, dan mampu membayangkan diri sendiri berada pada posisi orang lain, sehingga mempiliki sikap empati itu penting agar terjalin kedekatan dengan siswanya.
6. Memberi Motivasi kepada Siswa yang Nyata
Siswa akan merindukan Guru yang mampu memberikan motivasi dan pembelajaran yang berharga kepada siswanya, sehingga siswa akan semakin sadar dengan makna kehidupan. Sebagai Guru BK, dalam memberikan motivasi bisa memanfaatkan media teknologi dan informasi, seperti pemberian motivasi dilakukan dengan menampilkan video inspiratif, menceritakan kisah yang menarik, dan dapat juga dilakukan melalui media sosial seperti TikTok. Ketika Guru bisa memberikan motivasi kepada siswa, maka Guru tersebut dapat menjadi Guru yang berhasil, seperti yang pernah dikemukakan Thorndike tentang stimulus respon, jika Guru bisa memberikan stimulus kepada siswa, maka siswa tersebut akan memberikan respon yang baik, begitupun sebaliknya.
Itulah enam strategi yang bisa dibagikan berdasarkan pengalaman agar menjadi Guru BK yang menyenangkan dan dirindukan oleh siswanya. Dengan cara tersebut, mungkin bisa membuat kita sebagai Guru BK lebih dekat dengan siswa di era milenial seperti sekarang ini. Guru BK di era sekarang juga harus dituntut aktif dalam memahami teknologi sehingga bisa mengimbangi siswanya.
Daftar Pustaka :
Anas Salahudin. (2010). Bimbingan dan Konseling. Bandung : CV Mustaka Setia
Kemendikbud. (2014). Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H