Salah satu potensi terbesar Desa Mundurejo adalah di bidang pertanian yang lebih spesifiknya adalah buah jeruk. Ketika memasuki Desa Mundurejo sepanjang jalan banyak didapati kebun jeruk. Petani jeruk pun menjadi salah satu mata pencaharian terbesar warga Desa Mundurejo.
Setelah melakukan survei dalam penggalian potensi, jeruk memang merupakan komoditas pertanian yang bertahan cukup lama di Desa Mundurejo. Dalam 2 dekade terakhir, terdapat beberapa jenis komoditas yang sempat mendominasi lahan pertanian Mundurejo. Yang berawal jeruk, lalu ke buah naga, dan dalam 10 tahun terakhir kembali lagi ke jeruk.
Jenis jeruk yang dibudidayakan di Desa Mundurejo adalah jeruk keprok yang memiliki cita rasa manis dan asam segar. Selama ini, kebanyakan petani jeruk dalam pemasaran hasil panen adalah dengan dijual secara langsung kepada pengepul. Dengan kekonstanan cara pemasaran tersebut, Mahasiswa Kelompok 111 KKN Kolaboratif Jember mencari celah dan inovasi pembuatan olahan produk dari jeruk.
Dengan melakukan riset serta trial and error terpilihlah dua produk olahan jeruk keprok yaitu permen gummy  dan eco enzyme. Permen gummy  adalah olahan sari jeruk yang berbentuk permen dengan tekstur lunak dan kenyal sedangkan eco enzyme sendiri adalah fermentasi limbah kulit buah dan sayur yang memiliki banyak manfaat. Kedua produk tersebut terpilih sesuai dengan konsep design thinking yang telah dibuat di awal oleh Kelompok 111 KKN Kolaboratif Jember. Dimana konsep pengembangan Desa Mundurejo adalah Desa Zero Waste. Konsep Desa Zero Waste sendiri dipilih karena produk yang akan dikembangkan memanfaatkan seluruh buah jeruk mulai sari hingga kulitnya.
Konsep dari acara pelatihan produk sendiri dilaksanakan 2 hari dengan judul kegiatan yaitu Sosialisasi dan Pengembangan Potensi Desa yang bertemakan Pemanfaatan Buah Jeruk Menjadi Produk Unggulan. Rangkaian kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 18 -- 19 Agustus 2022 di Balai Desa Mundurejo.
Acara pada tanggal 18 Agustus 2022 ini merupakan pelatihan pembuatan permen gummy  yang Mahasiswa KKN Kolaboratif beri branding "MOGY" dengan kepanjangan Mundurejo Orange Gummy . Pelatihan ini dilakukan oleh 2 orang mahasiswa yang memimpin praktik yaitu Kirana dan Krisnayana dengan peserta ibu-ibu PKK Desa Mundurejo dan beberapa ibu-ibu undangan yang lain. Â
Antusiasme warga Desa Mundurejo akan pelatihan ini sangat besar. Para peserta sangat bersemangat dalam membantu persiapan pelatihan ini dimana untuk bahan utama yaitu buah jeruk 100% berasal dari warga sekitar yaitu Bapak Supri dan Bapak Sutikno lalu untuk alat masak sendiri sebagian ibu-ibu membawa perlengkapan alat masaknya sendiri sehingga Mahasiswa KKN Kolaboratif sangat terbantu dalam persiapan kegiatan ini.
Proses pelaksanaan praktik sendiri dilakukan dengan cara membagi para peserta menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok nantinya akan menghasilkan 1 pack produk MOGY. Produk yang telah dibuat oleh masing-masing kelompok akan dibawa pulang karena untuk proses pemadatan permen memerlukan waktu yang cukup lama yaitu 2 -- 3 jam.
Untuk memeriahkan acara dan memantik semangat peserta pelatihan pembuatan MOGY, produk yang telah dibuat akan dilombakan menjadi kelompok terbaik. Selain itu, juga terdapat nominasi lain yaitu kelompok terkompak yang dinilai dari selama pembuatan MOGY serta pembuatan yel-yel yang dilombakan keesokan harinya ketika pelaksanaan pelatihan eco enzyme.
Hari selanjutnya yaitu hari Jum'at, 19 Agustus 2022 dilaksanakanlah pelatihan pembuatan eco enzyme dan turunannya. Eco enzyme merupakan larutan fermentasi yang berasal dari beberapa jenis limbah. Limbah yang dimaksud adalah limbah pembuatan gula atau molase dan kulit buah atau sayur yang difermentasikan selama kurang lebih tiga bulan untuk memproduksi enzim yang nantinya dapat dimanfaatkan menjadi pembersih lantai, kamar mandi, penghilang noda di pakaian, bahkan pupuk tanaman.
Pada pelatihan eco enzyme ini menghadirkan pemateri yang berasal dari Pengurus Eco enzyme Nusantara Jember Bidang Humas dan Kerja sama yaitu Listika Mei Linasari, S. Kep. Ns, M. Kes. Pada pelatihan ini antusiasme masyarakat semakin tinggi dibuktikan oleh bertambahnya peserta dari pelatihan sebelumnya. Bahkan ibu-ibu PKK mengusulkan para peserta yang hadir dalam pelatihan menggunakan dresscode baju kader PKK yang berwarna hijau dengan kerudung motif yang sama.
Pelaksanaan kegiatan pelatihan eco enzyme berlangsung tanpa ada hambatan yang berarti. Dikarenakan produk eco enzyme dilarang diperjual belikan oleh Dr. Roosukon, Sang Pencipta Eco Enzyme, maka untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan masyarakat, pelatihan dilanjutkan dengan membuat produk turunan eco enzyme, seperti sabun, face mist, handsanitizer, dan lain-lain. Produk turunan eco enzyme inilah yang boleh diperjualbelikan.
Setelah melakukan pelatihan terdapat praktik yel-yel atau jargon dari masing-masing kelompok untuk nominasi juara kelompok terkompak. Setiap kelompok memberikan penampilan yang luar biasa, ada yang menampilkan yel-yel, jargon, games, pantun, bahkan bersolawat bersama sehingga acara berlangsung sangat meriah.
Penilaian produk dan yel-yel sudah dilaksanakan sehingga terpilihkan pemenang dari kedua nominasi tersebut. Pengmuman pemenang, pembagian hadiah, serta foto bersama adalah kegiatan penutup acara dari rangkaian pelatihan produk jeruk menjadi produk zero waste.
Dengan adanya pelatihan olahan jeruk ini diharapkan warga desa Mundurejo dapat meningkatkan jiwa kewirausahaannya serta pemasaran produk olahan jeruk sehingga Desa Mundurejo sendiri memiliki merek dagang dengan olahan dari potensi desa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H