Aku sebenarnya juga lelah mengamati semuanya, tapi kehidupan harus tetap dijalani dengan makna yang absurd. Ada yang hilang di negara ini, dan titik tertinggi ada yang lelah menyembah Tuhan.Â
Mereka percaya dengan diri mereka sendiri dalam kondisi yang melelahkan itu, kini aku pun bingung sejak kapan wabah ini menjangkiti negara ini. Semua acuh sama lain, memikirkan kehidupanya yang tak sesuai dengan upah minimum kerjanya. Mereka merindukan sesuatu yang itu aku juga tidak tahu. Ada cinta yang terkubur di negara ini. Semua berjalan mekanistik tanpa perasaan tanpa jiwa.
Aku akhirnya juga lelah melihat mereka semua, hanya menatapi langit yang kosong beserta diriku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H