" Tenang aku akan mengantarkanmu kepada kebahagiaan apakah kau butuh uang tempat tinggal? Ikutlah aku."Â
Ketika Pangeran sedang asyik tertidur, ia tiba- tiba terbangun tanpa sengaja. Ia bermimpi kazawa tidak baik- baik saja, sontak ingin mencari keberadaan Kazawa. Sang perdana menteri menculik gadis tersebut, sampai menjualnya kepada markas birokrat pengusaha pertanian. Yang mana isinya adalah sekumpulan penjahat kerajaan kelas A.
"Aku ingin kau pagi ini menangis apapun itu, datangkanlah hujan" kemudian pengusaha itu memasukan sang gadis dalam bilik penjara kecil milik pengusaha. Kemudian Toteki berusyawarah bernego tentang harga yang pantas untuk gadis itu, ia mendapat keuntungan besar segera pulang dan menyimpan uang tersebut.Â
Sedangkan Pangeran Shin sedang risau atas kehilangan dan kemana perginya gadis itu, ia mencarinya dengan beberapa prajurit. Menyusuri desa- desa terdekat.
Sampai tiba jam 5.00 pagi, ketika itu waktunya pangeran untuk tidur, dengan kondisi lemah ia tetap mencari gadis itu, ternyata gadis itu disiksa hingga menangis di tengah kebun yang gersang di desa kanwa.Â
Pangeran mendengar suara kazawa dari kejauhan, hingga berlari kearah suara itu, dan berusaha melajukan kudanya. Benar saja ia melihat Kazawa.Â
"Kazawa aku disini jangan menangis", hujan datang dengan deras sampai kabut pun juga ada jam menunjukan pukul 7.00 pagi.Â
Ia Pangeran Shin melawan para penyiksa dan penjahat itu, kemudian ia membebaskan Kazawa, tapi Kazawa sudah sekarat dengan luka yang ada. Sedangkan pagi itu kabut hujan mulai rintik- rintik, Kazawa di korbankan hanya untuk mendatangkan hujan, Badanya lemas kemudian tetesan tangisan terakhir, Pangeran ingin memeluknya tapi. Pangeran malah jatuh tersungkur, gadis itu menguap, hujan dan badai semakin deras.Â
Pangeran lelah akhirnya tertidur. Dalam mimpi pangeran, ia menangis menyesal meninggalkan Kazawa sendirian. Dan mengajaknya keistana, ia mencintai kazawa dengan seluruh kisahnya, tapi ia sudah menguap menjadi awan yang hujan. Pagi itu Kerajaan Taishogawa diguyur hujan, tumbuhan mulai menghijau. Sedangkan pangeran jatuh tersungkur di tanah ia hanya menggengam gelang milik Kazawa. "Kazawa apapun aku merindukanmu" pangeran melirih menangis dalam mimpi panjangnya di tempat itu. Sedangkan prajuritnya mati melawan penyiksa itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H