Mohon tunggu...
Krisna Wahyu Yanuariski
Krisna Wahyu Yanuariski Mohon Tunggu... Jurnalis - Pendongeng

Enthos Antropoi Daimon (Karakter seseorang ialah takdirnya)- Herakleitos Seorang cerpenis di kompasiana, ia juga penulis buku "Fly Away With My Faith", juga seorang Mahasiswa UIN SATU Tulungagung, ia juga jurnalis dan kolumnis di beberapa media. Instagram @krisnawahyuyanuar W.a 081913845095

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pesta Pora di Ngamarta: Presiden Bima Kecanduan Ai

28 Maret 2024   22:59 Diperbarui: 29 Maret 2024   00:11 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah berhasil menang dalam satu putaran di Ngamarta Presiden Bima sontak ingin merayakan kemenanganya itu dengan berpesta pora di rumah kemenangan Pandhawa. Walaupun musuhnya dari paslon pertama mengutuk keras, menyumpahi nama Tuhan, karena I Putut Gedhe, melihat cara Presiden  Bima menjadi presiden menyalahi Konstitusi.

Presiden Bima menertawai itu dan hanya joget- joget gemoynya. "Putut.. putut, mbok ya mengerti namanya politik itu mahal, semua cara dilakukan untuk kekuasaan, bukanya menebar pesona kesana- kemari dengan membawa ayat- ayat kitab suci seolah- olah kau nabi saja.." sambil merokok didepan teras rumah melihat dari chanell berita Dua Tv.

Sementara Gayeng Kusuma, paslon nomer tiga juga tidak terima, padahal sudah dapat restu dari ibu kunti. Walaupun ibu kunti pernah di ngastina, tapi perbutan ngamarta sangat strategis dan ambisius Gayeng Kusuma dan tim pemenanganya rencana akan menggugat Presiden bBima di Mahkamah Konstitusi, tentang permaslahan korupsi dan nepotisme, serta dinasti politik. Memang majunya Presiden Bima dapat dorongan kuat dari Prabu Puntadewa.

Kini Presiden Bima hura- hura, ia sedang merokok melihat musuh- musuhnya sedang kebingungan untuk mencari celah agar dirinya tidak berkuasa. "Halo pak.. bim.. semuanya sudah disiapkan, makanan, musik, anggur merah, penyanyi sudah selesai pak.." jawab pelayan rumah Pandhawa.

"Oke terimakasih, segera saja dihubungi yang lainya agar merapat ke Rumah Pemenangan"

Jam 18.00 koalisi dari partai golongan kaya raya telah datang, dengan ketua umum partai bernama Airlanto. Presiden Bima menyambut hangat ketum dan mempersilahkan untuk masuk keruangan khusus untuk tamu- tamu besar, kemudian disusul dengan partai Bulan Benjol, partai Serikat Indie, partai demokratis. Semuanya masuk dalam ruangan.

Kemudian secara ajaib meja di pertemuan memancarkan gambaran proyek strategis pembangunan ibu kota baru di daerah ngadisiwi dekat degan Negara Ngamarta, kemudian muncul wanita cantik secara virtual menyambut tamu- tamu itu dengan sentuhan musik dan pemandangan bayangan masa depan proyek telah jadi.

"Wahh bagus bimm.. siapa yang nata semua ini?" Tanya ketum partai PBB

"Iya, ini semua diatur oleh Ai.. entah hari- hari ini semua di rumah kemenangan dipasangin digital dan ai."

"Bagus, kalo begitu proyek ditambah juga bagaimana, ibu kota baru dihiasi kecanggihan teknologi, administrasi otomatis tertata sendiri, pemantauan progam kerja, pengawasan anggaran daerah semuanya dengan Ai."

"Boleh pak, tapi anggaranya gimana?"

"Gampang kita naikan pajak rakyat.."

"Yaudah terserah bapak saja saya ikut"

Suasana pesta pora semakin meriah karena di rumah pemenangan banyak atribut teknologi, Ai dan robot- robotik yang import dari jepang. Sebelum presiden bima dilantik memang sumbangan dana besar dari arah jepang untuk memajukan mitra kedua negara tersebut.

Presiden Bima tengah asyik bermain- main dengan Ai yang bernama Aikazawa, ai yang berwajah jepang ia sedang bercumbu mesra dengan lagu- lagu romantis. Sedangkan ketua partai setelah rapat, koalisi di rumah pemenangan langsung menyanyikan lagu The Beatles, dengan pemandu musik perempuan.

Presiden Bima ketika asyik berduaan dengan ai, tiba- tiba istrinya memanggil untuk pulang karena sudah menantinya dengan masakan di depan meja. "Oke bundd, habis ini pulang, soalnya besok juga mau ada pelantikan"

"Semangat ya mas, pulang hati- hati"

Presiden Bima tersenyum sumingrah, sedangkan wakilnya Samsul memandu acara tersebut hingga selesai. Acara selesai semuanya pulang. Tapi Presiden Bima lupa untuk iuran listrik di rumah pemenangan kwitansi menunjukan total "500 juta dalam permalam". "Waduhh uang dari mana, uangku telah habis untuk mengamplopi kepada masyarakat, ah dipikir besok pinjam samsul terlebih dahulu". Sambil pulang dengan mata memerah, kelihatanya ia sehabis minum Vodka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun