"Jadi kamu pake jubah ini, untuk melarikan diri?"
"Iya aku terpaksa, sebab entah mengapa tempatku tenang adalah bersamamu"
"...... Tapi tidak seperi ini elena, lantas bagaimana dengan keluargamu, jika tak merestuimu"
"Aku rela tergulung asal denganmu"
*Duar.... Wushhh, tiba- tiba langit menghitam, gemuruh ombak pasang, dengan perlahan menerjang kedua pasangan itu*
"Elena.... "
Keduanya menarik tangan bergandengan, berharap ombak yang menyapu keduanya, mereda, tetapi tidak Petra yang saat itu menangis, mencari keberadaan Elena, pas ketika mereka berdua berbicara depan pantai tersebut, ombak menggeret keduanya dengan kuat, Tsunami datang disertai gemuruh badai dan petir yang datang tiba- tiba. Harapan Petra musnah tergulung dan terhapus, belum sempat mengungkapkan cintanya, keduanya berpisah. Petra yang saat itu panik, langsung berpegangan dengan kayu yang ada disebelahnya. Poseidon menenggelamkan cinta mereka berdua.
Setelah itu warga di pesisir pantai tersebut ramai- ramai menyelamatkan diri. Badai berlangsung satu hari, walau pun kerusakan juga terdapat banyak disana.
Petra tergulung ombak, terombang- ambing, sampai hari kedua ia ditemukan pingsan di pinggiran jauh dari kota Messenia. Jauh dari perumahanya, ia tidak sadarkan diri. Dan ditemu oleh beberapa nelayan. Ayahnya yang gelisah karena petra tak kunjung pulang dalam sehari, mencarinya kesana kemari.
Petra akhirnya ditemukan dan dibawa ke tabib terdekat. Dalam ketidaksadaranya, ia melihat wajah Elena yang menangis kemudian mencium pipi Petra. Ia mengingau terus nama "Elena".
beberapa hari dia pingsan, tersohor kabar bahwa ditemukan pemuda yang pingsan ditemukan nelayan. Sontak ayahnya langsung menemui pemuda tersebut, yah benar saja itu adalah anaknya.