Mohon tunggu...
Krisna Wahyu Yanuariski
Krisna Wahyu Yanuariski Mohon Tunggu... Jurnalis - Pendongeng

Enthos Antropoi Daimon (Karakter seseorang ialah takdirnya)- Herakleitos Seorang cerpenis di kompasiana, ia juga penulis buku "Fly Away With My Faith", juga seorang Mahasiswa UIN SATU Tulungagung, ia juga jurnalis dan kolumnis di beberapa media. Instagram @krisnawahyuyanuar W.a 081913845095

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jangan Membunuh Anak Kecil: Dalam Dirimu

28 September 2023   01:04 Diperbarui: 28 September 2023   01:09 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sadar akan wasiat itu, aku berlari kencang menuju depan teras rumah. Anehnya pintu yang semula terbuka, tertutup dengan sendirinya, aku bergegas mengetuk pintu dengan keras, "Dek.. apa kau disana, bukain dong, jangan main- main"..

Terdengar suaranya yang menangis terisak- isak, yang semakin keras. Sontak saja aku ingin mendobrak pintu itu. "Gubrakkk, pintu terbuka", anak kecil itu menghilang, langit seketika menjadi aneh, berwarna hitam, asap terbakar dimana- mana".

Kota menjadi hancur kacau, sedangkan tadi menurutku baik- baik saja. Aku berlarian mencarinya kesana kemari, memanggilnya, "Dekk.. kamu dimana, ayo kembali.."

Suara tangisan kembali terdengar di sudut pinggiran kota, banyak sampah- sampah. Aku berlari kearah situ, ku menengok, anak kecil terdiam, linglung sambil menangis, ia mengatakan "Aku sendirian.. Aku sendirian.., banyak hantu- hantu menakutiku." Tanpa lama- lama aku meraih tanganya, dan memeluknya, dan aku mengatakan, "ayo kembali ke rumah, kita istirahat disana". Ia menggelengkan kepalanya, dia berkata "aku siapa, dimana orang tuaku, aku berjalan sendirian, aku takut. "

Ketika anak kecil itu ku gendong di punggungku, anak kecil itu mengempes dengan sendirinya, berubah menjadi balon- balon yang bocor, membasahi tubuhku, dengan aroma- aroma kesedihan. Saat itu juga, entah mengapa, perasaanku berubah seketika, dunia menuntutku kesana kemari, seperti tidak mau mengakui aku.

Aku terjatuh tersungkur...
Menghela nafas..
Kata- kataku melirih "Adek.. dimana?, Aku rindu pertanyaanmu.."
Mataku terpejam..

Tik.. tik.. suara air impus menetes, ada seseorang terbujur lemah, ia bernama Alberd, seorang mahasiswa yang hampir membunuh anak kecil dalam dirinya. Ia kini di Rumah sakit, karena aktivitasnya yang tidak teratur, makan yang tidak cukup, pikiran yang entah berantah. Sementara disana adeknya yang kecil menemani dia, sambil bermain. "Mas.. sudah sadar buk..", ia berlari mencari orang tua Alberd di ruangan luar.

Sementara Alberd hanya terdiam, matanya melihat kesana kemari, ia bergumam dalam hati, "Sebegitunya kah aku?, Dimana anak kecil itu, apakah aku telah menyia- nyiakanya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun