Waktu terus berjalan sesuai ruangnya, sementara putung- putung rokok selalu habis ditetek ditempat yang tidak direncanakan. Kehidupan tidak berjalan normal biasaya, banya putung- putung rokok terbuang sia- sia.
Aku adalah anak kecil yang setiap hari merayakan ulang- tahun orang dewasa, yakni merasakan sesuatu yang hilang dari dirinya. Di kota ini, banyak orang dewasa tidak mengerti aturan, karena aturan dicipta selalu dilanggar.Â
Mereka menaiki montor mengebut dengan cepat, membuang putung rokok sembarangan mengenenai kedua mata orang lain yang tidak suka merokok. Kata orang- orang yang ku dengar di pinggiran jalan, merokok itu membuat kanker: kantong kering. Tetapi orang dewasa tetap tak acuh untuk mendengarnya.Â
Pukul 10.00 pagi setiap orang yang berdasi, pulang pergi dengan mobil kesukaanya, lamborgini. Dengan sebatang rokok yang dihisap dijalan raya, tanpa memperdulikan orang yang dibelakangnya yang miskin. Putung rokok dibuang begitu saja bersama kegiatan yang terulang.
Aku yang polos, selalu mengambil gabus (hikmah) dari putung rokok dari orang- orang yang sembarangan membuangnya. Atas nama kesenangan, kelalaian, keenakan selalu menjadi alasan pokok untuk orang dewasa membuang putung rokok. Yang tak mengerti tujuanya harus kemana?
Ku masukan kedalam plastik hitam, yang tulus juga kadang memberontak, kepada ibu yang tidak memperbolehkan aku merokok. Yakni ketidaktahuan anak kecil sepertiku, yang inginya hanya main- main. Tidak seperti orang dewasa yang membuang waktunya untuk mengisi kekosongan yang berisi.
Aku melihat mereka semua bahagia, tertawa lepas membungkus dirinya yang asli. Berbicara kesana kemari, basa- basi, bukan untuk dinikmati, tapi membuang putung rokok dengan sia- sia.
Mereka mencari apa sih?, Sehingga banyak putung rokok bertebaran. Konon mitos mengenai ketenangan selalu menjadi alasan mereka membuangnya. Walau sudah dihisap berkali- kali tetap saja putung rokok terbuang dengan sia- sia.
Mereka orang dewasa, memilih rokok sesuai dengan dirinya, konon kretek untuk orang yang menerima apa adanya, dan filter untuk kegiatan penting tertentu, tetapi tetap saja mereka terkadang membuang putung rokok sembarangan.
Namun tidak semua, dilempar jauh- jauh ada yang menampungnya yakni Asbak, yang menyediakan ayat- ayat, amalan- amalan, ceramah untuk orang yang menderita kemana putung rokok ini harus dibuang.